Sementara total adegan yang diperagakan dalam rekonstruksi yaitu 30 adegan.
Namun, rangkaian adegan tersebut hanya memperlihatkan penembakan gas air mata oleh polisi ke arah sentel ban atau lintasan lari yang berada di selatan stadion.
"Masuk adegan 19 sampai dengan 25 menggambarkan adegan penembakan tujuh anggota dari tersangka Hasdarmawan," kata orang yang mengatur rekonstruksi melalui pengeras suara.
Pada adegan 19, sekitar pukul 22.09 WIB, Hasdarmawan memerintahkan anggotanya, Baratu Teguh Febriyanto, untuk menembak sebanyak satu kali dengan senjata laras kaliber 38 milimeter ke arah depan gawang sisi selatan.
Sementara, amunisi yang ditembakan oleh Teguh berwarna biru.
Kemudian pada adegan 20, tembakan dilakukan lagi sebanyak satu kali oleh Bharaka Muhammad Khairul Ikram menggunakan senjata flash ball berkaliber 44 milimeter ke arah sentel ban yang berada di sisi selatan belakang gawang.
Baca juga: Komnas HAM Bakal Sandingkan Hasil Lab Gas Air Mata dengan Pakaian Korban Tragedi Kanjuruhan
Adapun amunisi yang dipakai adalah peluru berwarna silver.
Adegan 21 memperlihatkan Hasdarmawan memerintahkan Baratu Sanggar Prawito menembak sebanyak satu kali menggunakan senjata flash ball sebanyak satu kali ke arah sentel ban di sisi selatan belakang gawang.
"Amunisi yang digunakan berwarna silver," kata pengatur rekonstruksi.
Lalu pada adegan 22, sekitar pukul 22.09 WIB, Baratu Cahyo Ari Abadi menggunakan senjata kaliber 33-38 milimeter menembakkan amunisi berjenis smoke berwarna silver ke sentel ban di sisi selatan samping gawang sebanyak satu kali
Adegan 23 memperagakan saat Bharaka Arif Krisno Adi Nugroho menembak menggunakan senjata kaliber 44 milimeter sebanyak satu kali ke arah sentel ban selatan sisi belakang gawang.
Kemudian rekonstruksi berlanjut pada adegan 24 yang memeragakan Bharaka Yasin Fuadi menembak ke arah sentel ban sisi selatan samping kiri gawang sebanyak satu kali.
"Menggunakan senjata laras licin kaliber 38 menembakkan amunisi warna merah," ujar pengatur rekonstruksi.
Adegan yang memeragakan penembakan gas air mata itu diakhiri dengan penembakan oleh Bharada Izuki Lindan sebanyak satu kali ke arah sentel ban di sisi selatan belakang gawang.
Dirinya menggunakan senjata berkaliber 38 milimeter dengan amunisi berwarna merah.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan: Tak Ada Adegan Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Tribun
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Mario Christian Sumampow/Yohanes Liestyo, TribunLampung.co.id)