TRIBUNNEWS.COM - Hasil survei tatap muka Indikator Politik pada September 2022 mengungkapkan mayoritas responden memilih hukuman mati atau penjara seumur hidup pantas dijatuhkan untuk Ferdy Sambo.
Survei yang dilakukan pada 13-20 September 2022 itu menanyakan sejumlah hal, satu di antaranya adalah kasus Ferdy Sambo.
Jika Ferdy Sambo terbukti sebagai otak atau dalang pembunuhan Brigadir J sekaligus merekayasa peristiwa tewasnya Brigadir J tersebut, 49,4 persen responden memilih hukuman mati.
Kemudian 36,5 persen memilih penjara seumur hidup untuk mantan Kadiv Propam Polri tersebut.
Lalu 7,0 persen memilih penjara 20 tahun.
Sebanyak 0,8 persen hukuman lainnya, dan 6,3 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Baca juga: Foto-foto Ferdy Sambo dan Istrinya di Sidang Eksepsi, Sambo Bawa Buku, Putri Kenakan Pakaian Hitam
Adapun responden yang diambil pendapatnya adalah mereka yang mengetahui kasus tewasnya Brigadir J.
Hasil survei pada bulan September 2022 ini tidak jauh berbeda dengan hasil survei Agustus lalu.
Kepercayaan Terhadap Polri Meningkat
Sementara itu Peneliti Utama Indikator Politik, Bawono Kumoro, mengungkapkan tingkat kepercayaan publik terhadap instansi Polri meningkat.
Pada Agustus 2022, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri berada di angka 54,2 persen.
"Di bulan September naik sedikit menjadi 63 persen," ungkap Bawono saat menjadi narasumber talkshow Panggung Demokrasi Tribunnews, Rabu (19/10/2022).
Baca juga: Jokowi Sebut Kasus Ferdy Sambo Bikin Indeks Kepercayaan Publik pada Polri Turun: Runyam Semuanya
Bawono mengungkapkan, naiknya kepercayaan publik terhadap Polri kemungkinan besar tak lepas dari progresivitas penanganan kasus Ferdy Sambo oleh Polri.
"Di mana bulan September itu sudah dilalui beberapa tahapan, ada rekonstruksi, ada pemberkasan kasus menuju Kejaksaan dan pengadilan, persiapan pengadilan."
"Ada penetapan tersangka dan penahanan terhadap Ibu Putri (Candrawathi) yang tadinya diragukan oleh publik kok lama sekali tidak ditahan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Bawono mengatakan Indikator Politik juga melakukan survei khusus beberapa isu soal Ferdy Sambo.
"Mengapa, karena isu inilah yang paling mempengaruhi (tingkat kepercayaan publik terhadap Polri) dan itu juga diakui Pak Presiden dalam pengarahan beliau, begitu ada kasus Ferdy Sambo, tingkat kepercayaan publik turun terhadap Polri," ujar Bawono.
Lebih lanjut, survei Indikator September 2022 menunjukkan naiknya awareness publik terhadap kasus Ferdy Sambo bertumbuh.
"Kita tanyakan, seberapa besar pengetahuan publik terhadap kasus tersebut."
"Ada kenaikan terhadap pengetahuan publik terhadap kasus Ferdy Sambo, di bulan Agustus 77,1 persen, di September naik menjadi 80,4 persen," ungkap Bawono.
Dari yang mengetahui kasus, sekitar 50,8 persen masih cukup/sangat percaya terhadap Kepolisian akan menyelesaikan kasus Ferdy Sambo secara jujur dan adil.
Dibanding temuan sebelumnya tingkat kepercayaan warga menurun besar, dari sekitar 67,5 persen.
Dan sebaliknya, yang kurang/tidak percaya meningkat dari sekitar 30,5 persen menjadi 45,7 persen.
Adapun saat ini kasus Ferdy Sambo sudah masuk tahap pengadilan.
Terdakwa dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dan terdakwa obstruction of justice telah duduk di kursi pesakitan.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)