TRIBUNNEWS.COM - Mantan ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer, memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan, Senin (31/10/2022).
Agenda sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) ini adalah mendengarkan keterangan dari 11 saksi dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer (Bharada E).
Satu di antara saksi yang hadir adalah Adzan Romer.
Adzan turut pergi ke rumah dinas saat eksekusi terhadap Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) dilakukan.
Bahkan, Adzan Romer sempat mendengar tiga tembakan saat dirinya menunggu di luar rumah dinas.
Dirangkum Tribunnews.com, berikut sederet pengakuan Adzan Romer dalam persidangan dengan terdakwa Bharada E:
Baca juga: Ajudan Ungkap Anak Bungsu Ferdy Sambo-Putri Candrawathi Anak Adopsi
1. Melihat senjata Ferdy Sambo jatuh
Sesaat sebelum kematian Brigadir J, 8 Juli 2022, Adzan Romer mengaku sempat melihat senjata yang dibawa Ferdy Sambo jatuh.
Kala itu, Adzan turut mendampingi Ferdy Sambo ke rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Namun, mobil yang mereka tumpangi sempat terus berjalan meski Adzan Romer sudah turun.
Menurut Adzan Romer, mobil berjalan sekitar 10 meter sebelum akhirnya berhenti.
"Jadi setelah saya turun, saya langsung buka pintu ternyata nggak (di)buka pintunya. Mobilnya (terus) jalan," katanya dalam sidang yang digelar Senin (31/10/2022), dikutip dari tayangan KompasTV.
Saat disinggung mengenai apa yang dilihatnya kala itu kala itu, Adzan Romer mengaku melihat senjata Ferdy Sambo sempat jatuh saat mantan Kadiv Propam Polri itu turun dari mobil.
"(Kemudian) saya nyusul mobil. Nunggu Bapak buka pintu dulu. Setelah (Ferdy Sambo) turun, sekitar satu langkah, dua langkah, (ada) senjata jatuh, Pak," ujarnya.
"Pas saya mau ambil (senjatanya), sudah keduluan (Ferdy Sambo)," imbuhnya.
Baca juga: Ibu Brigadir J Menangis Histeris Sampaikan Pesan ke Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi: Bertobatlah
2. Senjata yang dibawa Ferdy Sambo jenis HS
Adzan Romer mengungkapkan, senjata yang dibawa Ferdy Sambo kala itu adalah jenis HS berkaliber 9 mm.
"Senjata kaliber 9 mili, Pak," jawab Adzan Romer saat ditanya apa itu senjata HS, dikutip dari tayangan KompasTV.
Saat Brigadir J dieksekusi, Adzan Romer menunggu di depan rumah dinas Duren Tiga tanpa mengetahui ada insiden tragis.
Ia mengaku kaget karena mendengar suara tembakan sebanyak tiga kali.
Karena reflek, kata Adzan Romer, ia pun mengambil senjata Glock 17 miliknya dan mengokangnya.
“Saya reflek ambil senjata lari ke depan, saya teriak tapi tidak apa-apa. Sudah saya kokang senjata saya. Saya analisa tidak ada apa-apa,” ujar Adzan Romer saat memberikan kesaksian dalam sidang, dilansir Tribunnews.com.
4. Todongkan senjata ke Ferdy Sambo
Lebih lanjut, ia mengaku langsung masuk ke dalam rumah melalui pintu samping garasi menuju dapur.
Baca juga: Ferdy Sambo Minta Maaf ke Orangtua Brigadir J, Sebut Tak Mampu Kontrol Emosi atas Perbuatan Yosua
Saat itulah Adzan Romer tidak sengaja bertemu Ferdy Sambo yang akan keluar rumah.
Lagi-lagi karena reflek, ia menodongkan senjatanya pada Ferdy Sambo dan membuat suami Putri Candrawathi itu angkat tangan.
Ketika itu, Adzan Romer mengatakan Ferdy Sambo sudah tidak mengenakan sarung tangan.
Sebagai informasi, saat tiba di rumah dinas Duren Tiga, Ferdy Sambo memakai sarung tangan saat turun dari mobil.
“Saya kaget dan saya angkat senjata, saya todong FS,” ungkap Adzan Romer.
“Pak FS angkat tangan?" tanya hakim memastikan.
“Iya saya todong bapak terus angkat tangan, tidak pakai sarung tangan. Trus dia bilang ‘ibu, ibu di dalam’ saya masuk ke dalam, Pak FS keluar kayak mencari ambulans gitu,” jawab Romer.
5. Ferdy Sambo sempat akan menyikut dirinya
Setelah sempat menodongkan senjata pada Ferdy Sambo, Adzan Romer mengaku dirinya sempat akan disikut oleh atasannya itu.
Menurut Adzan Romer, saat itu Ferdy Sambo juga marah dan menuding ajudannya tidak becus dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga Putri Candrawathi.
Baca juga: Ibu Nofriansyah Yoshua Hutabarat di Ruang Sidang: Taubatlah Ferdy Sambo Hidup ini Tidak Kekal
"Kalian tidak bisa jaga Ibu (Putri Candrawathi)," kata Ferdy Sambo kala itu.
"Mau menyikut saya, Pak. Saya ada di depan pintu," ujarnya, dikutip dari tayangan KompasTV.
Saat Ferdy Sambo tiba di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan, Adzan Romer mengaku dirinya sempat melihat Briagdir J.
Pernyataan Adzan Romer ini sesuai bukti rekaman CCTV di sekitar lokasi penembakan.
Menurutnya, kala itu Brigadir J sedang bersama Bripka Ricky Rizal (Bripka RR) di garasi rumah dinas.
"Pintu garasi samping masuk ke dalam rumah, saya tidak (masuk), saya sampai di luar pagar di depan garasi."
"Saya lihat Ricky dari luar dengan almarhum (Yoshua). Sama Kodir di garasi sama Bang Ricky. Itu saja yang saya lihat," jelasnya, dilansir Tribunnews.com.
7. Dicurigai saat pemeriksaan
Adzan Romer mengaku sempat dicurigai penyidik ketika diminta keterangan untuk berita acara permiksaan (BAP) terkait kasus Brigadir J di Bareskrim Polri.
Ia mengatakan dirinya kala itu dicurigai membawa alat perekam suara dan diminta penyidik untuk melepas.
Tetapi, Adzan Romer menegaskan alat yang menempel di badannya itu bukan perekam suara.
"Setelah itu yang periksa saya itu berbicara 'kamu bawa alat perekam ya?' Siap tidak. Apa itu yang merah-merah di badan kamu seperti laser," kata Adzan Romer menirukan pertanyaan penyidik, dilansir Tribunnews.com.
Namun, belum selesai Adzan Romer menjelaskan, penyidik melepas alat tersebut.
"Terus dimatikan lampunya sama bapak itu langsung dicabut," tukasnya.
8. Diberi draf BAP lengkap dengan pertanyaan dan jawaban
Ketika menjalani pemeriksaan dengan penyidik dari Polres Metro Jakarta Selatan, Adzan Romer mengaku sudah disiapkan draf BPA lengkap dengan pertanyaan dan jawaban terkait kasus Brigadir J.
Hal ini terungkap saat dirinya ditanya oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).
"Saat Saudara di-BAP, BAP sama siapa?" tanya Jaksa Penuntut Umum (JPU), dilansir Tribunnews.com.
"Polres Jakarta Selatan," jawab Adzan Romer.
"Isinya apa? Isi BAP yang sudah jadi?" lanjut JPU.
"Jadi seputar pertanyaan itu sudah ada," ungkapnya.
"Sudah ada pertanyaan yang sudah ada jawaban? Begitu?" kata JPU.
"Kurang lebih seperti itu, Pak," ujar Adzan Romer.
Lebih lanjut, ia memaparkan isi draf BAP itu, diantaranya adalah berisi soal dirinya tidak mendengar suara tembakan di rumah dinas Duren Tiga.
Padahal, Adzan Romer mengaku ia belum ditanya sama sekali saat itu.
9. Dipaksa tanda tangani BAP
Tak hanya itu, ia juga mengaku dipaksa untuk menandatangani BAP.
"Jadi kayak kami tidak mendengar suara tembakan. Kami disuruh tanda tangan (BAP)," ucap Adzan Romer
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Igman Ibrahim/Abdi Ryanda Shakti/Rizki Sandi Saputra)