News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sejarah Hari Arwah 2 November, Disertai Link Twibbon

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut sejarah dan link twibbon Hari Arwah 2 November. Untuk mengenang dan mempersembahkan doa bagi semua orang beriman yang telah meninggal.

TRIBUNNEWS.COM - Hari Arwah yang jatuh pada Rabu (2/11/2022) diperingati oleh Gereja Katolik.

Hari Arwah bertujuan untuk mengenang dan mempersembahkan doa bagi semua orang beriman yang telah meninggal.

Mengutip smakaquinasruteng.sch.id, gereja memperingati Hari Arwah tepat sesudah Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November).

Untuk ikut merayakan, kamu bisa memasang foto dengan latar belakang Hari Arwah melalui link Twibbon ini:

1. Link Twibbon Hari Arwah 2 November, klik di sini

2. Link Twibbon Hari Arwah 2 November, klik di sini

3. Link Twibbon Hari Arwah 2 November, klik di sini

Sejarah dan Link Twibbon Hari Arwah 2 November

Baca juga: Ucapan Hari Arwah Sedunia 2 November 2022 dalam Bahasa Inggris dan Indonesia

Sejarah Hari Arwah

Sejak awal Kristianitas, Hari Arwah telah berkembang di dalam gereja melalui teks-teks liturgi awal.

Praktik mendoakan arwah telah dilakukan sejak Perjanjian Lama, tepatnya ketika Yudas Makabe mendoakan arwah orang-orang yang gugur dalam pertempuran melawan Gorgias (2 Mak 12:38-45).

St. Paulus pun berdoa bagi Onesiforus, kawan yang mengunjunginya di Roma (2 Tim 1:18).

Pada abad ke-4, St. Yohanes Krisostomus, Uskup Agung Konstantinopel, berpesan dalam homilinya, "Baiklah kita membantu dan mengenangkan mereka [yang telah meninggal]. Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh bapanya (Ayb 1:5). Bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka."

Pada abad-abad awal Kristianitas, nama-nama umat beriman yang telah meninggal dicatat pada plakat yang disebut diptych, dikutip dari parokicikarang.or.id.

Praktik mendoakan orang-orang mati menjadi tradisi Biara Benediktin sejak abad ke-6 dan dirayakan pada hari Sabtu sebelum Pentakosta.

Praktik ini bermunculan di Spanyol dan Jerman.

Pada 1030, St. Odilo, Abbas Biara Benediktin di Cluny menetapkan agar diadakan peringatan arwah setiap tahunnya di biara-biara ordonya.

Tradisi inilah yang di kemudian hari diikuti oleh keuskupan-keuskupan di Eropa sampai menjadi peringatan universal Gereja.

Dasar teologis dari perayaan Hari Arwah tidak dapat dilepaskan dari ajaran gereja bahwa arwah semua orang beriman belum disucikan sepenuhnya dan masih harus menjalankan penyucian agar dapat masuk ke dalam kegembiraan surga (KGK 1030).

Proses penyucian ini disebut gereja sebagai purgatorium – api penyucian (KGK 1031).

Gereja juga menganjurkan amal, indulgensi, dan karya penitensi demi orang-orang mati (KGK 1032).

Kita pun dapat merefleksikan mengapa gereja merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus pada 1 November dan mendoakan semua arwah pada 2 November.

Kedua perayaan tersebut menunjukkan suatu refleksi iman bahwa selalu ada ikatan kasih yang kuat antara yang masih hidup, yang sudah meninggal, dan yang sudah bahagia di surga.

(Tribunnews.com, Widya)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini