TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dr Dudung Abdurachman menyampaikan Keynote Speach pada Indo Defence Forum Land System yang mengusung tema “The Development of Technology And Tactics of Ground Battle in XXI Century,” di Junior Building JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Jumat (4/11/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Dudung bicara mengenai konflik Rusia-Ukraina dalam kaca mata kajian operasi matra darat.
Ia mengatakan Strategi pertahanan yang diterapkan Ukraina mengadopsi teknologi dan taktik baru yang diintegrasikan dalam sistem pertahanan dengan melibatkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki.
Ternyata, kata dia, strategi tersebut mampu mengimbangi kekuatan persenjataan dari Rusia.
“Konflik Rusia-Ukraina menjadi studi dan kajian yang menarik dalam konsep operasi matra darat,” kata Dudung dalam keterangan resmi Dinas Penerangan TNI AD pada Jumat (4/11/2022).
Menurut Dudung konsep operasi matra darat yang dahulu ditandai dengan penguasaan wilayah dalam menentukan kemenangan suatu peperangan, saat ini tidak lagi menjadi hal yang utama dalam menentukan kemenangan dalam suatu peperangan.
Akan tetapi, lanjut dia, hal yang utama adalah melibatkan seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Saya sampaikan bahwa perang darat bersifat multidimensi yang melibatkan tidak hanya militer saja, tetapi juga melibatkan seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," kata dia.
Baca juga: Calon Panglima TNI Pengganti Andika, Yudo atau Dudung? Ini Prediksi Pengamat
Ia mencontohkan pelibatan seluruh masyarakat dalam perang gerilya yang dilaksanakan oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman yang terbukti membuahkan hasil meskipun dengan persenjataan yang kalah jauh dibandingkan dengan musuh pada saat itu.
Namun demikian, kata dia seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin modern tren perang darat memiliki kompleksitas jauh lebih besar dibandingkan dengan generasi perang sebelumnya.
Hal tersebut, kata dia, ditandai dengan adanya volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity, atau dikenal sebagai VUCA.
Oleh karenanya, lanjut Dudung, perlu menyiapkan ruang, alat, dan kondisi juang untuk kepentingan operasi militer untuk perang.
Dalam menghadapi perang darat yang bersifat multidimensi dan kompleks, kata Dudung, perlu disiapkan sejak dini keterlibatan stakeholder terkait.
Operasi Militer untuk Perang (OMP), lanjut dia, harus didukung dengan seluruh potensi sumber daya nasional yang telah ditransformasikan untuk kepentingan pertahanan negara.
"Selanjutnya dari sisi operasi matra darat, penggunaan taktik gerilya harus dapat didukung dengan teknologi modern yang didukung dengan siber yang tangguh," kata dia.
Turut hadir Irjen Kemhan RI Letjen TNI Dr. Budi Priono, S.T., M.M., C.Fr.A., Head of Land Platforms and Weapons Janes, Mr. Andrew Galer, Mr. Ken Conboy (Military Expert), Mr. Frank S, Clark III (Executive Director, Asia-Pacific, Janes), Kolonel Purn Olivert Fort (Analis Artileri Nexter), serta para peserta Indo Defence Forum Land System lainnya.