Ia juga mengaku sempat disuruh untuk mengecek denyut nadi Brigadir J.
Sebelum mengecek, ia pun sempat memakai sarung tangan karet.
Sementara denyut nadi yang diperiksa oleh Ahmad adalah bagian tangan kiri Brigadir J.
Namun denyut nadi Brigadir J disebutnya sudah tidak ada.
"Saya disuruh salah satunya anggota untuk cek nadinya. Saya cek sudah tidak ada nadinya," ujarnya.
Meski telah dipastikan, Ahmad mengaku beberapa anggota Propam Polri menyuruhnya untuk kembali mengecek denyut nadi Brigadir J.
Hal ini, katanya, dilakukan untuk memastikan Brigadir J masih hidup atau tidak.
"Saya bilang ke bapak-bapak lokasi 'izin Pak sudah tidak ada', 'pasti Mas?' 'pasti Pak," ujar Ahmad.
Bahkan pengecekan pun masih dilakukan oleh beberapa anggota Propam Polri tersebut.
"Lalu dicek kembali (kondisi nadi Yosua) oleh bapak-bapak di lokasi," jelasnya.
Ahmad juga menceritakan apa saja yang dikenakan Brigadir J setelah dieksekusi di rumah Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Ahmad mengatakan Brigadir J mengenakan masker berwarna hitam dan baju putih saat ia sampai di lokasi.
"Masih pakai baju putih dan wajahnya ditutupin sama masker warna hitam," kata Ahmad.
Pada saat itu, Ahmad juga tidak mengetahui identitas dari jenazah tersebut yang ternyata adalah Brigadir J.