News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pakar Ingatkan Subvarian XBB Masih Punya Potensi Membahayakan 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Covid-19.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Subvarian XBB punya potensi membahayakan karena dapat menginfeksi masyarakat ketika kondisi mereka sedang rawan. 

Hal ini diungkapkan oleh epidemiolog dan peneliti dari Universitas Griffith, Australia, dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH, 

Konteksnya adalah kondisi sebagian besar penduduk yang belum memperoleh vaksin booster. 

Apalagi, anak-anak berusia di bawah 6 tahun belum boleh divaksin sama sekali. 

Baca juga: Jubir Pemerintah Sebut Ada Kenaikan Kasus Covid-19, Disinyalir karena Subvarian XBB

“Vaksin booster masih menjadi PR karena belum terlaksana memadai, mentok di 27 persen. Ini berbahaya. Terutama risiko pada kelompok-kelompok rawan,” ungkap Dicky pada keterangan resmi, Kamis (10/11/2022).

Oleh karenanya, lanjut dia, vaksin booster harus digenjot. Sebab, subvarian XBB muncul di tengah modal imunitas yang semakin tergerus. 

Dicky menduga naiknya angka kematian kemungkinan besar dipicu kasus XBB. 

Subvarian ini memiliki kemampuan menulari dan menerobos pertahanan tubuh yang telah terbentuk oleh vaksinasi maupun infeksi sebelumnya.

Kekhawatirannya bertambah karena subvarian ini menyerang kalangan muda, bahkan yang sempat tertular COVID-19 hingga dua kali.  

Baca juga: Kemenkes Prediksi Lonjakan Kasus Subvarian Omicron XBB Terjadi di Akhir Tahun

Kalau sudah begitu, kondisi mereka lebih rawan karena sudah seperti komorbid atau lansia yang daya tahan tubuhnya berkurang. 

Sebanyak 200 petugas PMI Kota Tangerang, menjalani vaksinasi booster kedua yang digelar di Gedung Laboratorium UTD PMI Kota Tangerang, dikawasan Batuceper, Kota Tangerang, Jumat (26/8/2022). Pemberian vaksinasi Booster kedua ini dilakukan agar lebih kuat dari ancaman Covid-19, selain itu mereka juga mengajak masyarakat untuk divaksin agar terbentuk herd immunity. Warta Kota/Nur Ichsan (Warta Kota/Nur Ichsan)

“Ketika modal imunitas yang dicapai dengan booster terlambat dilakukan, kemungkinan angka kematian bisa lebih tinggi,” ujarnya.

Untuk itu, Dicky berpesan pemerintah dan masyarakat perlu waspada. 

Metode 3T harus kembali digalakkan ssperti testing untukmenemukan kasus infeksi). 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini