News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presidensi G20

Kemlu RI Harap Hasil Akhir KTT G20 Tetap Maksimal Meski Ada Ketegangan Barat-Rusia

Penulis: Naufal Lanten
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Personel Komando Pasukan Katak Angkatan Laut Indonesia mengambil bagian dalam latihan keamanan menjelang KTT G20 di pelabuhan Benoa di Denpasar, di pulau resor Indonesia Bali pada 9 November 2022. (Photo by SONNY TUMBELAKA / AFP)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Teuku Faizasyah berharap kondisi geopolitik global tidak berdampak negatif pada hasil akhir KTT G20.

Dia pun berharap ketegangan antara Rusia dengan negara-negara Barat tidak berpengaruh, sehingga hasil dari pertemuan tinggal tinggi level internasional itu tetap maksimal.

“Jadi kita berharap bahwa katakanlah ketegangan hubungan antara rusia dengan negara-negara Barat pada umumya tidak menjadikan hasil akhir dari G20 ini tidak maksimal,” kata Teuku Faizasyah dalam diskusi bertajuk ‘G20 Impact For Indonesia’ di kanal YouTube MNC Trijaya, Sabtu (12/11/2022).

Ia menjelaskan bahwa hasil akhir pertemuan ini akan menyimpulkan dan menyepakati terkait langkah dan upaya bersama negara di G20 menyikapi isu global.

Sehingga, katanya, hal ini menjadi penting mengingat keputusan ini menyangkut hajat hidup masyarakat global.

Di sisi lain, Faizasyah mengatakan pihaknya hingga saat ini terus memfasilitasi negara-negara G20 berunding agar kegiatan ini berjalan lancar.

“Sekarang pun teman-teman hang bertugas merundingkan masih terus berundig dengan ke-20 negara G20,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, isu ketidakhadiran Presiden Rusia Vladimir Putin acara puncak KTT G20 di Nusa Dua, Bali. menjadi sorotan Kementerian Luar Negeri RI.

Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah mengatakan ketidakhadiran orang nomor satu di negeri beruang merah itu tidak menjadi pengalang.

Ia menegaskan Rusia tetap berperisipasi penuh pada KTT G20, dengan diwakili Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.

“Jadi tidak lagi isu ketidakhadiran (Presiden Putin) menyebabkan Rusia tidak lagi berpartisipasi aktif sebagai anggota G20,” kata Teuku Faizasyah dalam diskusi bertajuk ‘G20 Impact For Indonesia’ di kanal YouTube MNC Trijaya, Sabtu (12/11/2022).

“Namun dengan kehadiran wakil dari yang ditunjuk, dengan demikian tetap bisa menjadi bagian dari proses pembahasan pada saat KTT,” ujarnya menambahkan.

Dikatakannya bahwa Presiden Putin sempat berbicara dengan Presiden Joko Widodo dan berjanji akan hadir pada perhelatan akbar yang bakal digelar di Nusa Dua, Bali, itu.

Baca juga: Vladimir Putin dan Zelensky Absen di KTT G20, Pemimpin Negara-negara Mana yang Akan Hadir

Meski tidak ada Putin, kehadiran Menlu Rusia itu pun dinilai sudah cukup sebagai perwakilan tertinggi dari Rusia dengan level yang sama.

“Seseorang yang datang pada kapasitas mewakili negaranya memiliki otoritas untuk menyampaikan, katakanlah posisi negara dan merundingkan isu-isu yang menjadi kepetningan bersama,” ucapnya.

Di sisi lain, Teuku menuturkan adanya sebuah kubu dalam forum tinggi antarnegra merupakan fenomena lumrah yang mencerminkan kondisi geopolitik global.

Selain di G20, kata dia, sejumlah forum internasional lain pun kerap diwarnai peristiwa seperti ini.

“Ini tidak hanyabtercermin pada forum G20 ya, di berbagai forum internasional multilateral lainnya pun ini sudah menjadi satu realitas,” katanya.

Ia pun berharap semua negara yang hadir dapat memastikan berjalannya tiga agenda besar sesuai dengan topik pembahasan.

Sehingga wacana tersebut dapat terwujud demi kepentingan masyarakat global.

“Itu memang salah satu strategi yang kita gunakan, sehingga terlepas dari adanya persaingsn para peserta pada KTT, tetap bisa memberikan atensinya pada isu-isu yang mempengaruhi hajat hidup masyarakat dunia pada umumnya,” ucap Teuku Faizasyah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini