News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat

Penemuan 4 Mayat Satu Keluarga di Kalideres Berawal dari Kecurigaan Petugas PLN Cium Bau Tak Sedap

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Situasi lokasi penemuan 4 mayat satu keluarga di Kaliders, Jakarta Barat, Minggu (13/11/2022) 11.20 WIB. Ketua RT setempat mengungkap awal mula ditemukan 4 jenazah korban dari dalam rumah yang terkunci.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asiung, Ketua RT Perumahan Citra Garden Extension menceritakan awal mula ditemukannya empat jenazah yang merupakan satu keluarga di Blok AC5/7, RT 7/15, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022).

Berdasarkan data dalam kartu keluarga, terungkap bila identitas korban masing-masing berinisial R (71) dan istrinya RM (68), lalu anak mereka DF (42), dan ipar yakni BG (68).

Asiung menuturkan penemuan keempat jenazah berawal saat petugas PLN tengah melakukan pengecekan di rumah korban.

Dikatakan Asiung petugas PLN saat itu menginfomasikan ada bau tidak sedap berasal dari dalam rumah di Blok AC5/7 itu.

"Sebetulnya kalau dari petugas PLN tidak bilang baunya begitu aneh mungkin tidak ada yang tahu. Sebenarnya laporan PLN Itu hari Selasa kemudian Rabu sudah disemprotkan disinfektan masih bau," kata Asiung kepada awak media di perumahan Citra Garden Extension, Minggu (13/11/2022).

Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Satu Keluarga di Kalideres dan Kecurigaan Bau Bangkai dari Rumah Korban

Menurut Asiung, petugas PLN saat itu mengatakan bila bau tak sedap tersebut tidak seperti bangkai tikus.

Maka dari itu akhirnya Ketua RT dan pengurus berinisiatif mendobrak rumah korban.

"Petugas PLN bilang kepada saya baunya lain bukan bangkai tikus. Langsung saya cari orang bersama pengurus minta ditemani. Lalu kita dobrak pintu rumah sebenarnya apa sih bau dari mana," katanya.

Kemudian saat pintu rumah berhasil didobrak didapati ada empat jenazah.

Baca juga: Ketua RT Asiung Sebut Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Tak Diketahui Jelas Profesinya

Empat jenazah berada di lokasi berbeda-beda.

"Posisi jenazah berada di beda-beda lokasi ruang tamu omnya, kamar depan ibu dan anak. Sedangkan belakang orang tua," katanya.

Berdasarkan hasil autopsi, dipastikan tidak ditemukan bekas tindak kekerasan terhadap 4 mayat yang ditemukan tersebut.

Asiung, Ketua RT 007/015, Kelurahan Kalideres Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, saat diwawancarai, Minggu (13/11/2022). (Tribunnews.com/Ibriza)

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce mengungkap berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, 4 mayat tersebut ternyata tidak makan dan minum dalam waktu yang cukup lama.

Hal tersebut yang mengakibatkan otot-otot pada keempat mayat mengecil.

Baca juga: Bau Tak Sedap dari Rumah Ditemukannya Empat Jenazah Satu Keluarga di Kalideres Sudah Tak Tercium

Temuan tersebut, mengindikasikan, jika keempat jasad sebelumnya mengalami dehirasi dan kurang nutrisi.

"Hasil pemeriksaan secara motoris pada autopsi yang dilakukan RS Polri Kramat Jati, terhadap empat mayat tersebut tidak ditemukan tanda kekerasan," ujar Pama di Mapolres Metro Jakarta Barat, di Jalan Daan Mogot, Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022).

"Bahwa dari lambung keempatnya, tidak ada makanan yang ditemukan. Jadi bisa diduga, dari pemeriksaan dokter laboratorium, mayat-mayat itu tidak ada makan dan minum cukup lama," lanjutnya.

Lebih lanjut, Pasma menyampaikan keempat mayat tersebut sudah berubah menjadi mumi.

Sementara itu, berdasarkan keterangan dokter forensik, Pasma menyampaikan jika kematian empat orang tersebut sudah sejak 3 minggu yang lalu.

Baca juga: Identitas Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres, Paling Tua Laki-laki Berusia 71 Tahun

"Dari bapak, ibu, anak, serta dari iparnya ini, meninnggal di waktu yang berbeda. Sehingga pembusukannya masing-masing berbeda," jelas Pasma.

"RS Polri Kramat Jati akan melakukan pendalaman untuk memeriksa hati dan organ-organ yang lainnya, sehingga bisa lebih spesifik terhadap penyebab kematian keempatnya," jelas Pasma.

Menurut Pasma dari keterangan warga dan ketua RT, diketahui keluarga ini sudah mengepak barang sekitar 3 minggu lalu.

"Karenanya warga dan Pak RT mengira mereka sudah pindah," ujarnya.

Terkait mobil milik keluarga ini yang hilang, kata Pasma, polisi masih melakukan penyelidikan.

Hal pasti kata Pasma saat ditemukan kondisi rumah dalam keadaan rapi.

"Kami akan cari kemungkinan adanya keluarga atau kerabat lainnya dari jejak percakapan Handphone para korban," kata Pasma.

Menurutnya dalam Kartu Keluarga diketahui hanya ada 4 nama korban ini dan tidak ada anggota keluarga lainnya.

Terkait dugaan adanya gas beracun sebagai penyebab matinya korban, Pasma, mengatakan bahwa dokter forensik tidak menemukan indikasi itu.

"Yang pasti di lambung ke 4 mayat tidak ada makanan. Yang artinya mereka tidak makan dan minum dalam waktu cukup lama, sebelum meninggal," katanya.

Keluarga mapan

Ketua RT07/15 Perumahan Citra Garden I Ekstension, Asiung mengungkap empat korban sebetulnya berasal dari keluarga mapan.

Hal itu terlihat dari sejumlah harta benda yang dimiliki keluarga tersebut mulai dari rumah hingga kendaraan roda dua dan roda empat.

"Saya katakan ini keluarga mapan, punya mobil punya motor dan bukan keluarga penerima bansos (bantuan sosial)," jelas Asiung kepada wartawan, Minggu (13/11/2022).

Selain itu, dikatakan Asiung terkait kepemilikan mobil dan motor itu tak hanya diketahui oleh dirinya saja, warga sekitar pun disebutnya juga mengetahui perihal harta yang dimiliki satu keluarga tersebut.

Sementara itu, Asiung juga kerap beberapa kali melihat KM (66) yang merupakan istri sekaligus korban tewas bersama DF (42) anaknya berbelanja keperluan dapur.

"Punya mobil dan motor yang kadang kadang sebelum kejadian suka ke pasar ibu dan anak ini," ucapnya.

Menunggak Bayar Listrik

Asiung pun mengaku sebelumnya ia sempat menegur seorang korban.

Asiung mengatakan dirinya menegur DF (42) yang merupakan anak dari keluarga tersebut karena ada surat dari PLN soal tunggakan bayar listrik pada 31 Agustus 2022.

Setelah itu, Asiung mengaku berkomunikasi dengan DF pada 5 September 2022 untuk mengingatkan agar membayar listrik agar tidak diputus.

"Dia ada tunggakan dari PLN, saya terima (surat teguran PLN) pada 31 Agustus. Saya ingatkan lagi ke anaknya (DF), 'tolong diurus jangan sampai diputus (listriknya)," kata Asiung kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).

"Dibalas tanggal 5 September, 'Iya om, baik om, maaf ngerepotin. Nanti saya kabarin lagi' seperti itu jawaban dari si anak," sambungnya.

Setelah itu, Asiung mengatakan keluarga itu sempat membayar listrik sebesar Rp300 ribu.

Namun, pada Oktober 2022, mereka meminta petugas PLN memutus aliran listriknya.

"Oktober tanggal 4 dia kasih kabar petugas PLN, bang jangan dibayarin lagi, diputus saja. Nanti kalau saya mau pasang lagi, saya hubungin bapak ke petugas PLN. Tanggal 27 September petugas PLN menelpon hubungin atau chat tidak bisa sama sekali, ceklis satu," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini