Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Billy Haryanto mengatakan saat ini stok beras sangatlah tipis.
Ketersediaan beras di pasar beras Cipinang yang merupakan terbesar di Ibu Kota hanya sekitar 25 ribu ton.
"Kalau segitu dua minggu saja sudah habis," kata Billy, Kamis (17/11/ 2022).
Pasar Induk Cipinang kata dia menyuplai beras ke Jakarta dan sekitarnya.
Setiap harinya sekitar 2.000 ton beras yang keluar pasar untuk dikirim ke berbagai daerah.
Karenanya dengan stok hanya 25 ribu ton ia tak yakin beras akan cukup sampai pergantian tahun.
"Ini alarm bagi pemerintah bahwa kita lagi kekurangan beras. Stoknya sangat mengkhawatirkan. Baru panen lagi kan bulan Februari," kata Billy.
Baca juga: Bapanas Sebut Stok Beras Nasional Saat Ini di Bulog Tak Cukup Penuhi Kebutuhan Sampai Akhir 2022
Menurut Billy dengan stok yang menipis maka harga beras akan melambung tinggi.
Baca juga: Pastikan Harga dan Stok Beras Aman, Pj Gubernur DKI Jakarta dan Mendag Tinjau Pasar Beras Cipinang
Di pasaran, Billy mengatakan, harga beras Rp 11 ribu per kilogram.
"Itu beras belum jadi. Belum masuk ke merek. Kalau dijual ke masyarakat lebih dari segitu," katanya.
Ia mengatakan memang ada beras murah yakni beras Bulog dibandrol Rp 8.900 per kilogram.
Namun, kata dia, problemnya Bulog membatasi juga untuk pedagang. Saat ini, kata dia, yang bisa membantu pedagang hanya Bulog.
"Tapi stok Bulog juga enggak banyak. Saya pikir akan habis juga buat program beras bantuan," kata Billy.
Billy berpandangan kekurangan beras ini tanda-tanda krisis pangan itu nyata seperti yang dibahas di pertemuan G20.
"Tinggal tunggu bom waktu saja, krisis beras kemungkinan bakal terjadi," kata dia.