Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar pertanyakan nama-nama capres dari lembaga survei.
Mantan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) itu mengatakan rakyat hanya disajikan nama.
Kemudian diminta meyakini tanpa pernah diuji gagasan dari nama-nama yang diberikan lembaga survei.
"Rakyat hanya dikasih nama, diminta meyakini. Saya sering jadi objek narasumber survei. Menurut Anda siapa yang hari ini pantas jadi presiden Anies Baswedan, Prabowo Subianto atau Andhika Mahesa?" kata Haris dalam Diskusi Ngopi dari Seberapa Istana, bertajuk Partai Politik bisa dibeli gosip atau fakta? Jakarta Pusat, Minggu (20/11/2022).
"Boleh tidak saya sebutkan nama yang lain? Jadi kita suruh memilih nama-nama itu, memangnya datang dari mana? Kita disuruh niscaya saja pada nama-nama tidak pernah diuji gagasan," sambungnya.
Baca juga: Parpol Diminta Usung Kandidat Capres 2024 yang Punya Komitmen Minimalisir Politik Identitas
Haris mengutarakan keberatannya dengan nama-nama capres yang disodorkan lembaga survei.
Menurutnya nama-nama capres yang disodorkan pantas diuji terlebih dahulu.
"Saya keberatan karena banyak orang di negeri ini yang pantas namanya diuji adalah orang-orang secara subtansi punya pengalaman, punya konsistensi, pengetahuan dan dedikasi. Bukan diuji sekadar namanya melambung," tambahnya.
Kemudian Haris juga mengkritisi tidak adanya dari capres yang mendiskusikan hasil rapat Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali 2022.
"Rapat G20 hasilnya 19 halaman. Dari mulai kesehatan, pangan, digital hingga lainnya tidak ada itu kelompok pendukung atau capres yang mendiskusikan hal itu," sambungnya.
Menurut Haris semua sibuk tur deklarasi dan posting betapa ramainya pendukung.
"Anies Baswedan disambut dimana-mana, betapa seragamnya penduduk Erick Thohir dan Ganjar Pranowo," tutupnya.