Laporan Wartawa Tribunnews.com, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Anggota Komisi VI DPR RI, Muhammad Rapsel Ali menanggapi pernyataan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa terkait dua pesawat asing yang datang saat KTT G20 Bali.
Menurut Panglima, kedua pesawat itu sempat tidak terdeteksi radar.
“Ada pesawat-pesawat, saya tidak ingin menyebutkan (pemiliknya), kedatagan itu tidak terdeteksi aplikasi yang komersil. Tapi dari aplikasi TNI, kita tahu bahwa oh, ini yang datang,” ungkapnya dalam video yang beredar.
Masalah ini pun ditanggapi Anggota Komisi VI DPR RI, Muhammad Rapsel Ali.
Politisi asal Sulsel itu menyoroti kemampuan AirNav Indonesia yang satu-satunya penyelenggara navigasi penerbangan di Indonesia.
“Airnav masih banyk kekurangan radar meskipun sudah kita setujui memberikan suntikan dana Rp790 miliar melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN),” tegas Rapsel, Selasa (21/11/2022).
Namun, Rapsel mengakui bahwa angka itu memang belum bisa maksimal.
“Dengan negara kita begitu luas maka anggaran sebesar itu terlalu sedilkit dibanding dengan keselamatan manusia. Negara kita sangat memerlukan banyak fasilitas radar teknologi tinggi, baik itu untuk militer maupun sipil,” jelasnya.
Rapsel mengatakan, persoalan ini bukan hal sepele.
“Jika pertahanan udara bobol, maka pertahanan darat pun juga bisa ikut jebol,” kata Rapsel.
“[Radar udara, radar laut, maupun radar darat secara teknolgi harus terintegerasi sebagai satu kesatuan. Terintegrasi dengan alutsista utama sehingga radar sangat dibutuh negara kita,” ujarnya.
Makanya, Rapsel berharap dukungan semua pihak.
Baca juga: Isu Jabatan Panglima TNI Andika Perkasa Diperpanjang, Pengamat ISESS: Tidak Ada Urgensi
"Aairnav bukan hanya harus didukung Komisi 6 terkait PMN. tapi juga harus mendapat dukungan dari Kemenhub selaku mitra strategis Airnav," pungkasnya.