TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor dan Pimpinan dari 21 Perguruan Tinggi Indonesia yang tergabung dalam Jaringan Perguruan Tinggi Nusantara (NUNI) memperkuat kembali komitmennya dalam mendorong pendidikan di Indonesia.
Komitmen ini dibuktikan melalui prosesi penandatanganan Akta Pendirian Perkumpulan NUNI di di Library and Knowledge Center Binus University Kampus Anggrek, Jakarta, Senin (21/11/2022).
Harjanto Prabowo, Rektor Binus University mengatakan, seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, maka anggota NUNI ingin agar perkumpulan ini memiliki dasar hukum yang jelas.
"Ini untuk memudahkan para anggotanya mencapai tujuan akademik yang tidak hanya menguntungkan salah satu perguruan tinggi namun secara bersama berkontribusi bagi keunggulan daya saing pendidikan tinggi di Indonesia dan membantu pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia terutama dalam implementasi Tri Dharma perguruan tinggi,” kata Harjanto Prabowo dalam sambutannya.
Dikatakannya, penandatangan akta ini bertujuan kolaborasi yang dijalankan memiliki komitmen agar jaringan ini dapat memberikan dampak terbaiknya dengan berupaya untuk meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi agar mampu mendorong anggota di lingkupnya memiliki daya saing di persaingan global.
Selain tujuan utama tersebut, akta pendirian ini juga bertujuan turut mendukung Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia melalui kolaborasi dan pilar kerjasama NUNI yaitu Pertukaran Mahasiswa, Pertukaran dosen dan tenaga kependidikan, Riset dan inovasi serta peningkatan reputasi global.
Akta Pendirian ini telah dibentuk tim perumus yang terdiri dari Universitas Muhammadiyah Malang, Unika Soegijapranata Semarang, Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Universitas Sebelas Maret Solo dan tentunya Sekretariat NUNI yaitu Binus University.
Sejak pertama dideklarasikan pada bulan Oktober 2011 sebagai sebuah konsorsium, kegiatan-kegiatan yang telah berjalan diantaranya Rapat Kerja Tahunan NUNI, Presidential Forum NUNI, NUNI Student Camp, kegiatan pertukaran antar dosen, Program Merdeka Belajar NUNI, seminar-seminar yang dilakukan baik secara luring maupun daring, riset bersama antar anggota NUNI, hingga kunjungan studi banding.
Diharapkan kerjasama yang dilakukan oleh anggota NUNI memiliki sumbangsih dan dampak bagi masyarakat dan kepentingan bangsa dan negara demi membawa Indonesia menjadi negara yang lebih baik.
Baca juga: Hadapi Industri 4.0, Perguruan Tinggi Berperan Tingkatkan Daya Saing Bangsa
Ke-21 anggota NUNI itu adalah Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Universitas Andalas Padang, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Bina Nusantara Jakarta, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Hasanuddin Makassar.
Kemudian Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Jakarta, Universitas Kristen Maranatha Bandung, Universitas Kristen Petra Surabaya, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Universitas Muhammadiyah Malang Malang.
Lalu Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Parahyangan Bandung, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Sumatera Utara Medan, Universitas Surabaya dan Universitas Udayana Denpasar.