Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Muhammad Nur, seorang warga Cianjur, Jawa Barat, yang turut menjadi korban gempa bumi berkekuatan 5,6 skala richter pada hari Senin (21/11/2022) lalu, kini menempati tenda darurat yang didirikan di dekat kebun warga.
Ia dan keluarganya menjadi pengungsi diantara puluhan warga lainnya yang menempati satu tenda.
Tenda darurat itu dibangun secara mandiri bersama pengungsi lainnya sebagai tempat berlindung sementara dari panas dan hujan, karena rumah mereka hancur dihantam guncangan gempa.
Nur mengatakan, tenda-tenda tersebut diisi oleh wanita dan anak-anak. Sedangkan para pria khususnya bapak-bapak berada di luar tenda untuk berjaga-jaga.
Saat ini gempa bumi susulan masih terus terjadi.
"Kebetulan yang didalam ini semua ibu-ibu, paling bapak-bapaknya di luar jaga, apalagi kondisi sekarang musibah gempa ini masih sering terjadi ya," kata Nur, dalam tayangan Kompas TV, Rabu (23/11/2022).
Ia menyampaikan, gempa susulan muncul tiap 20 atau 30 menit dan membuat dia dan pengungsi lainnya pun harus tetap waspada. "Setiap 20 menit, 30 menit itu masih bergetar," jelas Nur.
Baca juga: Cerita Pengungsi Gempa Cianjur: Butuh Bantuan Makanan hingga Perlengkapan Bayi, Keluhkan soal Tenda
Nur menambahkan bahwa dalam satu tenda, seperti yang ditempatinya saat ini, terisi oleh 15 Kartu Keluarga (KK).
Setiap KK, umumnya terdiri dari 6 hingga 7 anggota keluarga. Karenanya, suasana tenda pun terasa cukup padat.
Baca juga: Jusuf Kalla: Tenda, Makanan hingga Logistik, Ini Prioritas Pertama Tanggap Darurat
"(Di satu tenda) ini bisa 15 KK, 15 KK kalau rata-rata 6 atau 7 orang, itu lumayan padat di sini. Tapi untuk bapak-bapaknya jaga-jaga di luar," papar Nur.
Hingga Selasa kemarin, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 268 orang meninggal akibat gempa tersebut, dan lebih dari seribu orang terluka.