TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Atika masih merasa tidak percaya bisa bertemu dengan kedua orang tuanya dalam kondisi selamat.
Pasalnya ayah dan ibu Atika sempat hilang kontak ketika gempa magnitudo 5,6 mengguncang wilayah Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) lalu.
Atika sendiri bersama suaminya sempat tertimbun reruntuhan bangunan rumahnya di Kampung Kadudampit, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Cianjur.
Atika berhasil diselamatkan namun ia kehilangan jejak dengan kedua orang tuanya.
Tapi rasa was-was di hatinya seketika sirna saat ia mendapat kabar kedua orang tuanya berhasil ditemukan dari reruntuhan rumah mereka di Kampung Cibeureum, Kecamatan Cugenang.
Kini Atika bisa sedikit bernafas lega karena keluarganya berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat, meskipun kini harus mengungsi di tenda pengungsian sementara yang terpisah, di Lapangan Prawatasari Joglo.
Ia menyampaikan masih trauma dan takut jika harus tinggal di dalam ruang bangunan.
Bahkan ia tak mau dekat-dekat dengan tembok untuk saat ini. Atika mengaku lebih tenang jika tinggal di dalam tenda, seperti di lokasi pengungsian seperti sekarang.
"Saya senang tinggal di sini, benar. Karena apa, kalau dekat tembok saya ngeri. Saya benar-benar ngeri," tutur Atika sambil menangis, seperti dikutip dalam wawancara live streaming Kompas TV, Kamis (24/11/2022).
Selain untuk pemulihan kakinya yang alami luka karena terjepit tembok, Atika juga mengaku trauma mendalam.
Baca juga: Berharap Uluran Bantuan, Ada 300 Jiwa Pengungsi Masih Terisolir di Kaki Gunung Gede
Guncangan gempa, hancurnya rumah, dan puing-puing bangunan yang menimpa dirinya ketika kejadian jadi alasan Atika untuk sementara tak punya keinginan tinggal di dalam rumah atau bangunan.
"Kejadian kemarin betul-betul membuat saya tidak ingin diam di rumah. Benar-benar tidak ingin. Meskipun teman saya (menawarkan) 'ya udah tinggal aja di rumah saya', tapi saya nggak, saya nggak mau, saya maunya di luar aja soalnya masih kebayang," ujar dia.