Laporan wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kontestasi politik harus menjadi ajang adu program untuk pembangunan bangsa. Seiring dengan itu, pesan-pesan yang bermuatan politik identitas harus dicegah, karena itu bisa berdampak buruk bagi keutuhan persatuan.
"Bahwa kontestasi politik adalah pilihan program pembangunan yang terbaik dalam upaya mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Bukan pilihan identitas yang mengancam keutuhan bangsa," kata Anggota DPR dari Fraksi Golkar Bobby Adhityo Rizaldi dalam pernyataannya, Jumat (25/11/2022) dinihari.
Sebelumnya, seruan anti politik identitas disampaikan Presiden Joko Widodo. Dalam Munas ke-17 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Jokowi mengimbau kepada kontestan pemilu agar tidak menggunakan politik identitas dan isu SARA.
Jokowi mengajak kontestan mengedepankan ide dan gagasan.
Menurutnya, bangsa ini sudah merasakan cukup lama dampak dari politik identitas.
Bobby tidak heran Presiden Jokowi menekankan agar tidak ada politik identitas. Menurut dia, politik identitas sudah menjadi isu global.
"Ini sudah menjadi isu politik dunia, terlebih dalam waktu 10 tahun terakhir, bukan hanya di Indonesia. Bukan hal yang tidak mungkin akan digunakan dalam kontestasi Pemilu 2024," kata Bobby.
Baca juga: Politik Identitas Tak Terlalu Berpengaruh Bagi Milenial
Bobby juga sepakat politik berbahaya bisa mengancam kemajemukan dan keberagaman yang sejatinya merupakan kekuatan bangsa. Karena itu, ia juga mengajak semua kalangan untuk menghentikan praktik-praktik politik identitas.
"Perlu upaya penguatan narasi empat pilar kebangsaan sebagai satu kesatuan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur," ujar Bobby.