News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa Berpusat di Cianjur

Memasuki Minggu Kedua Pasca Gempa Cianjur, Pakar Ingatkan Waspadai Dampak Kesehatan Pengungsi

Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lokasi posko pengungsi di Kampung Pasirgombong,Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang masih terisolir karena akses jalan masih tertutup longsor.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gempa di Cianjur telah memasuki Minggu kedua.

Terkait hal ini, Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman pun menghimbau untuk waspada terhadap dampak kesehatan para pengungsi khususnya pada anak-anak dan lanjut usia.

"Biasanya dalam kondisi bencana itu, periode minggu kedua adalah dimana infeksi pada anak atau lansia mulai bermunculan," ungkapnya pada Tribunnews.com, Senin (28/11/2022).

Menurut Dicky, pada Minggu kedua biasanya mulai muncul keluhan-keluhan seperti penyakit infeksi saluran pernapasan.

Baca juga: Jumlah Pengungsi Gempa Cianjur 73.874 Orang: Termasuk 1.207 Ibu Hamil dan 92 Penyandang Disabilitas

Hal ini, kata Dicky harus diantisipasi oleh pemerintah khususnya pada sektor kesehatan.

Yaitu dengan mulai menyediakan pelayanan atau pemeriksaan terhadap anak-anak dan lansia.

Apalagi saat ini sedang musim penghujan.

Selain itu, Dicky juga mengingatkan pentingnya mewaspadai masalah kebersihan.

Kebersihan bisa dimulai dari makanan, minuman yang akan dikonsumsi.

Kebersihannya betul-betul harus terjaga.

Selanjutnya, kata Dicky, penting untuk mewaspadai masa pandemi.

Terutama saat ini tengah terjadi gelombang kasus sebab kemunculan sub varian yang efektif sekali dalam menularkan.

Sehingga program vaksinasi booster harus difokuskan pada daerah bencana, termasuk Cianjur.

Dicky juga menekankan pemulihan layanan kesehatan karena rumah sakit di awal bencana belum beroperasi karena adanya kerusakan gedung.

Menurut Dicky situasi ini harus dicarikan solusi.

Jika penanganan kesehatan masih tetap di dalam tenda tentu akan mengkhawatirkan apalagi dalam kondisi cuaca hujan besar.

"Sangat rentan dan bisa menyebabkan orang dalam kondisi lemah bisa mengalami infeksi sekunder. Ini yang harus dicarikan solusinya meski sekarang sudah ada RS TNI," tegasnya.

Belum lagi ada beberapa tindakan seperti operasi yang tidak bisa dilakukan karena ketidakcukupan sarana.

"Walaupun dari TNI sudah ada, tidak cukup. Ini harus segera difungsikan. Apakah dari Puskesmas dengan tempat perawatan atau dimana rumah sakit sekitar yang bisa membantu sebagai solusi sementara," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini