TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Suasana haru menyelimuti saat tim kemanusiaan Badan Intelijen Negara (BIN) mendatangi korban gempa Cianjur di Kampung Cibereum Kaler, Desa Cibereum, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.
Memasuki hari kedelapan pascagempa magnitudo 5,6, persediaan logistik di tenda-tenda darurat mulai menipis.
Sedangkan kondisi kesehatan masyarakat korban gempa Cianjur mulai menurun.
Seperti Iyum (54), warga RT 2 RW 1 Kampung Cibereum Kaler.
Iyum bersama suami dan dua anaknya yang masih kecil terpaksa tinggal di pengungsian mandiri ala kadarnya lantaran bangunan rumahnya hancur.
Kini, Iyum bersama penyintas lainnya memerlukan akses pengobatan dan logistik lainnya.
"Belum ada (rumah) buat tinggal, jadinya masih menetap di sini. Selama delapan hari mengungsi, rata-rata pada sakit. Kalau saya meriang sama batuk belum sembuh," ucap Iyum, Senin (28/11/22).
Iyum akhirnya bisa bernafas lega, adanya layanan kesehatan dan bantuan logistik dari Tim Kemanusiaan BIN bersama Medical Intelijen (MI).
Bantuan itu meringankan beban para penyintas gempa.
"Alhamdulillah dari BIN layanan kesehatan membantu semua keluarga di sini. Bantuan makanan dan kebutuhan lainnya juga alhamdulillah dikasih. Mudah-mudahan ada lagi bantuan karena di sini masih banyak yang membutuhkan, sembako, obat-obatan,dan kebutuhan balita," kata Iyum.
Baca juga: Bantu Penanggulangan Bencana Gempa Cianjur, BIN Gunakan Aplikasi Canggih SIBe
Juru Bicara BIN, Prabawa Ajie mengatakan, kegiatan menyisir daerah terisolir akibat gempa sudah dilakukan sejak awal pasca-gempa.
Sudah menjadi komitmen BIN untuk selalu berada di garda terdepan dalam menjaga keselamatan masyarakat.
Tim kemanusiaan BIN bekerjasama dengan tim kemanusiaan lainnya ingin memastikan dapat menjangkau semua wilayah pelosok yang belum mendapatkan bantuan.
Meski puluhan personel harus berjalan kaki menuju kawasan yang sulit di akses, seperti di Kampung Cibereum, kali ini.
"Hari ini merupakan hari ke delapan pasca gempa; Tim Kemanusiaan BIN kembali berusaha menyusuri tempat-tempat yang menurut kami perlu mendapatkan bantuan, perlu mendapatkan pemeriksaan kesehatan," ucap Ajie.
Tim kemanusiaan BIN menyerahkan sejumlah bantuan logistik seperti makanan siap saji, pakaian layak pakai, obat-obatan, susu, pampers, air mineral, serta pembalut.
Selain itu, BIN mengerahkan tim MI agar para penyintas memperoleh akses pengobatan.
"BIN memberikan bantuan yaitu makanan siap saji, makanan ringan sepeti roti, kemudian kebutuhan pokok, minuman susu yang dibutuhkan oleh anak-anak kecil. Karena tadi ada keinginan ibu-ibu meminta bantuan anak kecil mendapatkan susu," tegas Ajie.
Diketahui, sebanyak 2.000 warga RT 4 RW 1 mengungsi di tenda-tenda darurat dan tak bisa kembali ke rumah.
Sementara, di RT2 RW 1 terdapat 433 warga mengungsi di area hamparan persawahan.
"Pada kunjungan kami ini, banyak anak-anak maupun orang tua terjangkit penyakit ringan seperti flu, batuk, dan pilek. Pemicunya, karena tendanya sifatnya darurat jadi kalau malem mereka kedinginan, kalo siang kepanasan," jelas Ajie.
Baca juga: Sisir Warga Terdampak Gempa Cianjur, BIN Bagikan Bantuan Hingga Beri Trauma Healing ke Anak-anak
Sejak hari pertama gempa terjadi, Senin (21/11/2022) BIN terus memberikan uluran tangan kepada para penyintas gempa dengan membuka Posko Bantuan Kemanusiaan di Cianjur.
Selain menampung lebih dari 300 pengungsi di posko yang di bangun di jalan lintas Labuan-Cianjur, Tim Kemanusiaan BIN juga terus mendatangi para korban di berbagai tempat pengungsian mandiri di daerah-daerah terisolir.