"Yang ketiga adalah Panglima harus meneruskan secara konsisten, dapat menghitung kebutuhan-kebutuhan riil agar postur TNI dari tahun ke tahun dapat dipertahankan, (termasuk soal alutsistanya)," lanjut Ade Supandi.
"Oleh sebab itu karena Pak Yudha melanjutkan pimpinan dari pak andika dalam rangka pembangunan MF itu harus terus berlanjut," imbuhnya.
Baca juga: Pimpinan DPR Pastikan Uji Kepatutan Yudo Margono sebagai Calon Panglima TNI Tak Digelar Pekan Ini
Rekam Jejak Yudo Margono
Berikut rekam jejak Yudo Margono hingga akhirnya diusulkan menjadi calon tunggal Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
Mengutip TribunJakarta.com, sebelum masuk di dunia kemiliteran, Yudo Margono ternyata memiliki pengalaman menyentuh saat memperjuangkan diri untuk mendaftar TNI AL.
Sebelum menjadi prajurit TNI AL, Yudo harus merasakan perjuangan berat saat remaja.
Yudo Margono yang lahir di Madiun pada 26 November 1965 ini benar-benar murni mengikuti seleksi pendaftaran masuk TNI tanpa biaya.
Karena, anak petani ini hanya bermodalkan tekad dan niat untuk masuk menjadi bagian pembela negara.
Yudo harus menempuh perjalanan dari Madiun ke Surabaya untuk mengikuti pendaftaran TNI.
Yudo pun harus mengeluarkan ongkos pulang-pergi naik bus serta untuk makan sehari-hari.
Bahkan ia harus rela tidur di masjid selama proses pendaftaran karena dirinya tak punya kerabat di Surabaya.
Yudo akhirnya berhasil masuk Akademi Angkatan Laut dan menjadi lulusan tahun 1988.
Ia juga menjadi salah satu prajurit terbaik TNI AL dan kini menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Baca juga: Profil KSAL Yudo Margono, Ditunjuk Jokowi jadi Calon Tunggal Panglima TNI, Putra Asli Madiun
Bapak Insfrastruktur TNI AL