TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) membela Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto yang dituding menerima setoran tambang.
PB HMI menyebut ada upaya pembunuhan karakter dibalik fitnah tersebut.
Ketua Bidang Sosial dan Kesejahteraan Rakyat PB HMI, Imam Rinaldi Nasution, mengatakan video pengakuan Ismail Bolong tersebut sudah direkayasa untuk membunuh karakter pribadi Komjen Agus Andrianto.
PB HMI pun meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengusut motif rekayasa dan pembuatan video yang memfitnah Kabareskrim tersebut.
Menurutnya, jika Propram Mabes Polri dijadikan alat oleh oknum-oknum pimpinannya untuk memfitnah seorang jenderal bintang tiga, hal itu akan sangat berbahaya bagi profesionalitas unstitusi Polri yang selama ini dikampanyekan Kapolri dengan jargon presisinya.
"Jenderal bintang tiga saja difitnah seperti itu, apalagi pihak lain yang jauh lebih lemah. Pak Agus sangat dekat dengan para aktivis mahasiswa, khususnya aktivis HMI dan kita sangat menyayangkan ada fitnah yang menyasar beliau," kata Imam dalam keterangannya, Rabu (30/11/2022).
Yang kedua, lanjut Imam, video itu ada di Divprovam Polri sejak dibuat bulan Februari 2022, tapi ia bingung lantaran baru sekarang di sebar-luaskan.
"Dan siapa oknum di Divpropam Mabes Polri yang menyebarkan video tersebut dan maksud tujuan video itu disebarkan saat ini disinyalir hanya ingin memecah belah di internal tubuh Polri," katanya.
Baca juga: Ferdy Sambo Vs Kabareskrim, Kamaruddin Simanjuntak Singgung Kebakaran Gedung Baintelkam
Kata Imam, kuat dugaan ada paksaan agar video itu diedarkan.
Artinya, ia menyimpulkan, masih ada perang bintang di institusi Polri, persis seperti yang juga diduga Menkopolhukam Mahfud MD.
"Bahkan, isu perang bintang ini juga sampai ke telinga Menko Polhukam, Prof. Mahfud MD," terangnya.
"Apakah karena Komjen Pol Agus Andrianto sebagai Kabareskrim tak bisa ditekan dan diancam oleh kelompoknya Ferdy Sambo dalam membongkar kasus pembunuhan Brigadir Josua, maka video ini fitnah keji tersebut diviralkan ke publik?" imbuh Imam.
Kemudian, Imam turut mempertanyakan, siapa sebenarnya oknum yang ingin memaksa video tersebut disebarluaskan.
"Bapak Kapolri harus segera bertindak untuk menyelesaikan persoalan ini. Apalagi ada indikasi semua kasus yang menimpa institusi Polri sekarang ini karena ada yang ingin memecah belah pimpinan kepolisian," kata Imam.
Baca juga: Ismail Bolong Jadi Pintu Masuk Telusuri Dugaan Setoran Tambang Ilegal ke Petinggi Polri
Imam juga menerangkan bahwa semua pejabat tinggi kepolisian RI mulai dari Kapolres, Kapolda, dan pejabat tinggi Mabes Polri sudah dikumpulkan di Istana Negara oleh Presiden Jokowi untuk mengevaluasi, memperbaiki citra Kepolisian RI di tengah-tengah masyarakat, dan meningkatkan kesolidan di institusi Polri itu sendiri.
"Namun, mengapa masih ada masih ada saja kasus saling fitnah dan saling bongkar masalah di internal Polri," tegas Imam.
“Kami PB HMI menunggu janji Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang akan memotong kepala ikan busuk dan juga ucapan bagi siapa saja yang melanggar hukum dan tidak ikut gerbong perubahan akan dikeluarkan. Apa Pak Jokowi sebagai Presiden harus turun tangan kembali untuk menyolidkan institusi Polri?" pungkas Imam.