Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dikenal sebagai negara berkembang, Indonesia saat ini diketahui tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur secara masif dan berupaya untuk menjangkau seluruh daerah.
Namun pada saat yang sama, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, satu di antaranya adalah kondisi demografis Indonesia yang sangat beragam.
Kondisi ini mengakibatkan munculnya potensi kompleksitas tinggi dalam pembangunan infrastruktur.
Kompleksitas ini memerlukan perhatian khusus karena dapat menyebabkan ketidaktepatan desain yang akhirnya membawa pada kegagalan infrastruktur.
Salah satu kompleksitas utama yang muncul dalam desain yakni penentuan karakteristik mekanis tanah.
Baca juga: Pembangunan Infrastruktur di IKN Akan Mengusung Konsep Ramah Lingkungan
Terkait hal ini, Universitas Bakrie pun mengadakan Forum Group Discussion (FGD) Prodi Teknik Sipil bertajuk 'Aplikasi Metoda Elemen Hingga dalam Desain Proyek Pondasi + Galian dalam Gedung Tinggi dan Infrastruktur di Jakarta' di Universitas Bakrie.
Perlu diketahui, dalam dunia teknik sipil, tanah merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan infrastruktur, semakin kuat tanah maka bangunan akan lebih stabil.
Oleh karena itu, penentuan karakteristik mekanik tanah secara tepat, menjadi penentu perencanaan infrastruktur.
Hal inilah yang menjadi latar belakang kreasi mereka berupa 'Advanced Geo Calculation for Infrastructure Problem' yang dianggap sebagai cara baru untuk menentukan sifat mekanik tanah sebagai lapisan geser dan pegas yang memiliki nilai berbeda bagi berbagai jenis tanah.
Rektor Universitas Bakrie, Prof. Sofia W Alisjahbana pun menyampaikan bahwa ada beberapa aspek yang membuat beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) tercapai.
"Tahun 2022 ini Prodi Teknik Sipil telah mendapatkan proposal Kedaireka yang kedua kalinya."
"Ketercapaian IKU (Indikator Kinerja Utama) yang mana terdiri dari IKU 2 yaitu mahasiswa memperoleh pengalaman 20 sks di luar kampus, salah satunya magang di PT Geomarindex. IKU 5 yang merupakan penelitian Dosen, serta IKU 7 yaitu mata kuliah di Prodi Teknik Sipil yang menggunakan Project Based Learning," kata Prof Sofia, dalam keterangannya, Kamis (1/12/2022).
Pada saat yang sama, Pakar Bidang Geotechnical Engineering, Prof. Ir. I Wayan Sengara, MSCE., MSEM., Ph.D., turut berbagi pengetahuan mengenai 'tantangan pembangunan dan perkembangan ilmu geoteknik, perkembangan pemodelan geoteknik, pengenalan metode elemen', serta tentang 'Aplikasi MEH beban statistik dan Aplikasi MEH beban seismik'.
Ia kemudian menyimpulkan bahwa perkembangan pemodelan geoteknik telah memberikan suatu kemajuan, kemudahan dan percepatan dalam proses desain sehingga optimasi desain dapat ditingkatkan.
"Adanya program Kedaireka ini merupakan langkah awal untuk berkolaborasi," kata Prof Wayan.
Kegiatan FGD ini diikuti oleh mahasiswa teknik sipil kampus tersebut dan merupakan puncak dari program Matching Fund Kedaireka yang bermitra dengan PT Geomarindex sejak September lalu.