TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Jepang menyerukan status siaga akan ancaman tsunami, menyusul erupsi gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Minggu (4/12).
Meluncurnya guguran awan panas dari kawah di puncak Jonggring Saloko sejauh tujuh kilometer ke arah tenggara dan selatan, tak hanya memicu munculnya kepulan abu tebal setinggi 1,5 kilometer namun juga mendatangkan ancaman tsunami bagi sejumlah negara, termasuk Jepang.
Badan cuaca Jepang memperingatkan bahwa tsunami dapat menerjang dua wilayahnya yakni pulau Miyako dan Yaeyama di prefektur selatan Okinawa pada Minggu siang pukul sekitar pukul 14:30 waktu setempat, apabila guguran lava dan guncangan gempa terus terjadi, seperti dikutip dari Japan Times.
Baca juga: Kepanikan Warga Saat Gunung Semeru Erupsi Minggu Pagi: Gerak Cepat Tinggalkan Rumah Cari Tempat Aman
Hal tersebut tentunya menjadi ancaman besar bagi Jepang, mengingat Prefektur Okinawa merupakan rumah bagi pangkalan militer Amerika Serikat di Pasifik.
Badan Meteorologi Jepang saat ini terus melakukan minvestigasi mengenai apakah erupsi Gunung Semeru menimbulkan tsunami di wilayahnya. Namun menurut BMKG Jepang seperti dikutip Japan Times potensi munculnya gelombang tsunami di wilayahnya ada. Akan tetapi berapa ketinggian gelombang tsunami yang akan muncul belum dapat diketahui.
Gunung berapi Semeru meletus pada Minggu pagi sekitar pukul 02.46 WIB dengan tinggi kolom abu 1.500 meter di atas puncak gunung sekitar 5.176 meter di atas permukaan laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi 0 detik.
Sementara secara kegempaan, seismograf mencatat delapan kali gempa selama letusan dengan amplitudo 18-22 mm dan durasi sekitar 65-120 detik. Kondisi itu membuat warga yang tinggal di lereng panik. Mereka mulai mengungsi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan statusnya dari level 3 jadi level 4 atau awas pukul 12.00 WIB. Kepala PVMBG Hendra Gunawan meminta agar tidak ada aktivitas dalam radius delapan kilometer dari puncak dan sektoral arah tenggara (Besuk Kobokan dan Kali Lanang) sejauh 19 kilometer dari puncak.
"Status Gunung Semeru dinaikkan dari Siaga (Level 3) menjadi Awas (Level 4) terhitung hari Minggu 4 Desember 2022 pukul 12.00 WIB," kata Hendra.
PVMBG mencatat pada Minggu ada erupsi disertai awan panas guguran yang terjadi di Gunung Semeru pada pukul 02.46 WIB dengan tinggi kolom erupsi mencapai 1.500 meter di atas puncak.
Sumber awan panas guguran berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava yang berada sekitar 800 meter dari puncak (Kawah Jonggring Seloko). Awan panas guguran tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 kilometer dari puncak ke arah Besuk Kobokan.
"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru," jelasnya.
Baca juga: Hari Ini, 121 Gardu PLN Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Pemantauan deformasi masih menunjukkan terjadinya inflasi atau peningkatan tekanan yang menunjukkan masih terjadinya proses suplai magma ke dalam kantong magma maupun ke permukaan.
Pemantauan area panas atau hotspot menunjukkan peningkatan adanya anomali thermal menjadi 15 Mw di sekitar area kawah yang mengindikasikan masih adanya tumpukan material panas pada kawah Gunung Semeru.
Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Nasional (LPPNPI) atau dikenal AirNav Indonesia menerbitkan peringatan Ashtam atau pemberitahuan Notice To Airmen (Notam) untuk Bandara Juanda di Surabaya dan Bandara Abdurahman Saleh di Malang.
Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia Rosedi mengatakan, peringatan itu terkait erupsi yang disertai Awan Panas Guguran (APG) mencapai 1.500 meter di atas puncak Semeru.
Erupsi tersebut juga menyebabkan sejumlah gempa letusan selama periode 02.46 hingga 06.00 WIB pada Minggu pag.
"Telah dikeluarkan peringatan Ashtam atau pemberitahuan Notice To Airmen (Notam) Nomor VAWR3537 untuk wilayah yang terdampak erupsi yaitu Bandara Internasional Juanda, Surabaya dan Bandara Abdurahman Saleh, Malang," ujarnya.
Baca juga: Cerita Seorang Ibu Gendong Dua Anak dan Bawa Dokumen Penting Saat Selamatkan Diri dari Erupsi Semeru
Adapun berdasarkan hasil koordinasi dan pemeriksaan sementara di lokasi tersebut, kondisi personel, bangunan, dan fasilitas navigasi penerbangan dalam kondisi aman, termasuk runway untuk aktivitas take-off atau landing pesawat.
"Hingga statement ini dikeluarkan (Minggu, pukul 13.30 WIB), operasional penerbangan dan pelayanan navigasi penerbangan di Bandara Juanda dan Abdurrahman Saleh berjalan normal," kata Rosedi.
Dia menambahkan, personel Cabang Surabaya dan Malang terus bersiaga untuk mengantisipasi adanya kemungkinan lain erupsi, terlebih, Jawa Timur merupakan satu di antara wilayah yang cukup sering diguncang erupsi dan gempa letusan awan panas.
"AirNav Indonesia terus berkoordinasi dengan stakeholder penerbangan terkait update kondisi di lapangan," pungkasnya.
Awan Panas
Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai melakukan evakuasi terhadap warga yang berada di sekitar Gunung Semeru dan menyiapkan beberapa titik lokasi pengungsian.
Pada Minggu (4/12) siang awan panas guguran (APG) telah mencapai Jembatan Gladak Perak.
Jembatan ini adalah penghubung antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur di sisi selatan.
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq sempat mengunggah foto APG telah melebihi ketinggian Jembatan Gladak Perak.
Thoriqul Haq menyatakan Pemkab Lumajang sedang mempersiapkan beberapa langkah darurat untuk warga sekitar Gunung Semeru.
Di antaranya membuat posko evakuasi dan pos pengungsian merupakan langkah darurat yang sedang dilakukan.
Ia juga akan menyiapkan kebutuhan yang diperlukan warga selama berada di pos pengungsian.
"Saat ini, beberapa titik lokasi pengungsian sudah di siapkan. Beberapa kebutuhan yang diperlukan adalah makanan siap makan dan beberapa kebutuhan darurat untuk pengungsi. Saya dan bunda akan terus standby di lokasi terdampak dan terus memantau keadaan APG yang mengarah ke beberapa pemukiman di Kajar Kuning," kata Bupati.
Sementara itu dalam foto yang dibagikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Lumajang tampak Jembatan Gladak Perak hancur dan banyak abu vulkanik di sekitarnya.
Sekadar diketahui, Jembatan sepanjang 120 meter ini merupakan jembatan terunik di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.(Tribun Network/van/yun/fai/wly)