Kendati begitu, Susanto tetap menjalankan perintah Ferdy Sambo tersebut.
Ia pun mengaku kesal terhadap perlakuan Ferdy Sambo terhadap dirinya lantaran dia lebih senior dari mantan Kapolres Brebes itu.
Karir Susanto Tamat, Keluarga Malu dan Ketakutan
Lebih lanjut, Susanto bercerita bahwa akibat kasus ini, karier dirinya di kepolisian menjadi tamat.
Sembari mata berkaca-kaca, Susanto berkata bahwa akibat terlibat kasus Ferdy Sambo, ia dipatsus dan disanksi demosi tiga tahun.
"Saya patsus 29 hari dan demosi tiga tahun, Yang Mulia," kata Susanto sembari sesengukan.
Susanto pun mengaku kecewa dan kesal atas kebohongan Ferdy Sambo terkait skenario dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Dirinya menceritakan bahwa keluarganya malu dan ketakutan seusai ia terlibat dalam skenario Ferdy Sambo.
"Kecewa, kesal, marah, jenderal kok bohong. Susah nyari jenderal. Keluarga kami malu. Kami paranoid nonton TV, media sosial. Jenderal kok tega menghancurkan karier. 30 tahun saya mengabdi, hancur di titik nadir terendah pengabdian saya," ungkap Susanto.
2. Mantan Kepala Biro Provos Polri Merasa Dibohongi Ferdy Sambo
Mantan Kepala Biro Provos Propam Polri, Benny Ali merasa menjadi korban atas kebohongan Ferdy Sambo.
Hal itu karena dirinya diikutsertakan dalam penyidikan kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dalam penyidikan itu, Sambo menyampaikan kepada anak buahnya, termasuk Benny sebagai Karo Provos Propam Polri bahwa terdapat kejadian tembak-menembak.
Tembak-menembak itu disebut Sambo diawali oleh pelecehan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi.