TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menolak keras kampanye kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) sebab dapat merusak masa depan umat manusia.
Pasalnya masalah LGBT bukan hanya persoalan agama dan etika, tapi sudah menyentuh politik elit global.
“Kekhawatiran kami, LGBT yang dikampanyekan secara massif oleh kelompok-kelompok liberal meningkatkan penerimaan generasi muda terhadap LGBT,” tutur Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dalam keterangannya, Senin (12/12/2022).
Kampanye ini telah masuk ranah politik di Amerika Serikat dan Eropa telah menyebar ke seluruh dunia.
Singapura menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang mencabut larangan kriminalisasi terhadap aktivitas LGBT, menyusul Thailand dan Filipina yang mengakui aktivitas LGBT.
“Saat ini negara-negara maju dipusingkan oleh rakyatnya yang memandang lembaga pernikahan adalah beban, lalu ditambah LGBT,” keluhnya.
KH Chriswanto menegaskan, LGBT mampu merusak pribadi generasi muda.
Semakin banyak praktik perkawinan LGBT, makin mengancam eksistensi manusia.
“Anda bisa membayangkan, seorang anak yang bangun pagi mendapati orangtuanya laki-laki semua atau perempuan semua. Di sinilah akan terjadi kekacauan dalam pola pendidikan moral anak, kita belum sampai berbicara masalah larangan Allah dalam berbagai agama terkait praktik LGBT, yang sudah pasti diharamkan,” ujarnya.
Ia mengatakan, LGBT bukanlah budaya bangsa Indonesia yang terbiasa dengan komunalisme.
LGBT adalah budaya impor yang menyanjung kebebasan individu, sehingga tidak selaras dengan agama dan budaya bangsa Indonesia.
Ia berharap, televisi dan media-media penyiaran juga menyaring propaganda LGBT.
“Ini agar anak-anak muda tidak menganggap menjadi LGBT adalah sesuatu yang keren dan bagian dari humanisme,” tuturnya.
Baca juga: Respon Rencana Kunjungan Utusan AS Terkait LGBT, Kemlu RI Singgung Etika Bertamu
Sementara itu Ketua Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) DPP LDII KH Aceng Karimullah menegaskan, mencegah prilaku menyimpang LGBT harus dimulai dengan menjaga keimanan diri sendiri.
Kyai Aceng mengatakan kegunaan agama adalah menjaga keberlangsungan manusia.
“Tindakan LGBT dari situ sudah bertentangan dengan agama. Bahkan dari segi kesehatan menjadikan penyakit, yang sebelumnya tidak ada menjadi merajalela akibat dari perbuatan menyimpang,” ujarnya.
Maraknya propaganda negara Barat yang ingin melegalisasi LGBT bahkan hingga ke Indonesia, KH Aceng mengatakan hal itu perlu diantisipasi agar rakyat tidak terpengaruh dekadensi moral.
“Otoritas yang pemerintah miliki, dengan kemauan bersama, harusnya mampu menangkal propaganda tersebut.”
Baca juga: Ada Penonton Masuk Lapangan di Laga Portugal vs Uruguay Piala Dunia 2022, Bawa Bendera LGBT
Secara personal, membentengi hal tersebut dimulai dari menjaga pergaulan.
Adalah tugas orang tua mengawasi anaknya baik perempuan maupun laki-laki yang remaja agar tidak terjerumus ke pergaulan menyimpang.
Ia mengimbau, sudah seharusnya generasi muda menambah fokus dalam bidang keilmuan, baik agama maupun duniawi.
“Penambahan ilmu tersebut agar mereka tidak terbawa negatif. Mudah-mudahan pada 2045, pemegang otoritas itu adalah orang-orang yang bertakwa yang harus dipersiapkan dari sekarang ini,” katanya.