Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayoritas warga Sumatera menganggap program Joko Widodo-Maruf Amin tak layak dilanjutkan oleh calon presiden terpilih di Pilpres 2024 mendatang.
Mereka menginginkan adanya perubahan.
Fakta tersebut terungkap dalam hasil hasil jejak pendapat yang dilakukan oleh Voxpol Center Research and Consulting.
Survei itu dilakukan pada 22 Oktober hingga 7 November 2022.
Awalnya, survei Voxpol Center menunjukkan bahwa responden menginginkan program Jokowi-Maruf dilanjutkan sebanyak 51 persen.
Sementara itu, responden yang menilai tidak layak dilanjutkan sehanyak 37,3 persen dan tidak tahu atau tidak jawab sebanyak 11,7 persen.
"Mayoritas publik menginginkan kelanjutan dari program pemerintah saat ini oleh Presiden yang baru. Hanya 37 persen yang menganggap program pemerintah saat ini tidak layak untuk dilanjutkan," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago saat memaparkan hasil survei di Jakarta Selatan, Jumat (23/12/2022).
Dalam survei tersebut, mayoritas responden yang menjawab tidak ingin program Jokowi-Maruf dilanjutkan berasal dari Sumatera. Rinciannya, 50,4 persen menjawab tidak layak, menjawab layak 40,4 persen dan tidak jawab 9,2 persen.
Sementara itu, responden berdasarkan wilayah yang menginginkan program Jokowi-Maruf untuk dilanjutkan adalah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Yakni, sebesar 71,7 persen menjawab layak, 21,7 persen menjawab tak layak dan tidak jawab sebesar 6,7 persen.
Baca juga: Survei Poltracking Kinerja Jokowi-Maruf 73,2 Persen, PKS: Kalau Mau Soft Landing Harus 80 Persen
"Jadi pemilih yang menganggap program pemerintah saat ini layak untuk dilanjutkan menyebar hampir di semua wilayah, hanya pemilih di wilayah Sumatera yang menganggap program pemerintah saat ini tidak layak untuk dilanjutkan," tukasnya.
Sebagai informasi, survei Voxpol Center dilakukan pada 22 Oktober hingga 7 November 2022.
Survei itu melibatkan 1.220 responden berusia 17 tahun ke atas atas atau kelompok pemilih dan yang tersebar di 34 provinsi. Pengambilan data wawancara tatap muka. Adapun margin of error sekitar 2,81 persen.