News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Beri Pemahaman Soal Perilaku Pemilih, LSI Denny JA Buka Kelas Mini MBA

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LSI Denny JA, bersama SBM ITB dan Kuncie membuka kelas Mini MBA untuk memahami prilaku pemilih. MIni MBA itu fokus di bidang public policy dan marketing politik.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - LSI Denny JA, bersama SBM ITB dan Kuncie membuka kelas Mini MBA untuk memahami prilaku pemilih.

Mini MBA itu fokus di bidang public policy dan marketing politik.

Menurut pendiri LSI, Denny JA, saat ini adalah momen yang tepat untuk menyediakan program bagi aneka stakeholders untuk memahami perilaku pemilih.

"Partai, calon yang bertarung, Tim Sukses, aneka pihak Public Relations, para pendana, media, stakeholders, dari Aceh hingga Papua, mereka perlu tahu bagaimana cara mendengar dan merebut hati rakyat banyak agar memenangkan Pemilu dan Pilkada," katanya, melalui keterangan tertulis Selasa (24/1/2023).

Menghadapi Pemilu 2024, menurut Denny JA banyak dimensi lain yang perlu ditelusuri untuk memahami prilaku pemilih di panen raya pemilu 2024.

Baca juga: Survei LSI: Pendukung Gerindra Sebut Harga Sembako Tidak Terjangkau, NasDem dan PDIP Sebaliknya

"Tak pernah terjadi momen seperti ini sejak Indonesia merdeka tahun 1945, 77 tahun lalu. Yaitu panen raya Pemilu di tahun 2024," ucapnya.

Dalam konferensi pers itu, di samping Denny JA, ikut bicara juga Yudo Anggoro, Ph.D the Director of Center for Policy and Public Management dari SBM ITB juga berbicara CEO Kuncie, Mario Nicolas.

Sebelum melauncing Mini MBA, Denny JA menampilkan data mutakhir survei nasional LSI Denny JA bulan Januari 2023.

Menurut Denny, isu paling hot menuju Pilpres 2024 adalah pertarungan antara Melanjutkan Legacy Jokowi atau sebaliknya isu perubahan.

Yang Puas atas kinerja Jokowi, Ganjar semakin mengungguli Prabowo dan Anies Baswedan.

Baca juga: Minta Badan Pengawas Pemilu Serius Olah Perbawaslu, Pimpinan Komisi II DPR: Jangan Tambah Kerja DKPP

Yang puas dengan kinerja Jokowi, pendukung Ganjar sebesar 38,2 persen, Prabowo 21,3 persen dan Anies Baswedan 10,6 persen.

Sebaliknya, yang tak puas atas Kinerja Jokowi, Anies Baswedan semakin mengungguli Prabowo dan Ganjar Pranowo. Di segmen ini, pendukung Ganjar Pranowo hanya 7,4 persen; Prabowo 21 persen; tapi pendukung Anies Baswedan melonjak hingga 40,1 persen.

Yang menarik adalah trend dalam tiga survei nasional LSI Denny JA mutakhir di bulan Januari 2023, September 2022 dan Juni 2022.

Ganjar Pranowo semakin menyerap pendukung Jokowi. Di bulan Juni 2022 hanya 27,4 persen pendukung Jokowi yang mendukung Ganjar.

Tapi pendukung Jokowi yang terserap Ganjar berikutnya menaik menjadi 32 persen (September 2022). Bahkan di bulan Jan 2023, menaik lagi menjadi 38,2 persen.

Baca juga: Masinton: Wacana Penundaan Pemilu, Penambahan Masa Jabatan Presiden Bertentangan dengan Demokrasi

Sebaliknya, Anies Baswedan semakin menyerap pemilih yang tak puas dengan Jokowi. Di bulan Juni 2022 hanya 29,7 persen yang tak puas Jokowi mendukung Anies Baswedan.

Tapi di bulan September 2022, pemilih yang tak puas Jokowi lari ke Anies Baswedan sebesar 35,6 persen Naik lagi di bulan Januati 2023, sebesar 40,1 persen.

Berikut hasil survei dari sejumlah lembaga terkait kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi yang dihimpun Tribunnews.com:

1. Survei Indikator Politik Indonesia

Indikator Politik Indonesia mencatat selama enam bulan terakhir tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi mengalami naik turun.

Berikut ini tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi sejak bulan Juni 2022 hingga Desember 2022.

Juni 67,5 persen, Agustus 72,3 persen, September 67,2 persen, Oktober 70,5 persen, November 66,2 persen, dan Desember 71,3 persen.

Menurut Peneliti Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi meski tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi naik turun namun penurunannya tidak pernah sampai di bawah 50 persen.

Tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi selama memimpin hanya sekali berada di bawah 50 persen yakni pada Juni 2015.

Populasi survei yang dilakukan pada 1 Desember 2022 sampai 6 Desember 2022 tersebut adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Jumlah sampel dalam survei tersebut sebanyak 1.220 responden.

Sampel survei berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Dengan asumsi metode simple random sampling dan ukuran sampel basis 1.220 responden, survei tersebut memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekira 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95%.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Baca juga: Survei LSI: 53 Persen Responden Tidak Tahu Presiden Jokowi Sudah Resmi Cabut PPKM

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).

Dalam quality control diklaim tidak ditemukan kesalahan berarti.

2. Survei Poltracking Indonesia

Hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis Desember 2022 menunjukkan tren kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang meningkat.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan tingkat kepuasan publik saat ini mencapai 73,2 persen.

"Pernah turun di 59,6 persen (Mei 2022) kemudian naik jadi 66,2 persen (Agustus 2022) dan sekarang di angka 73,2 persen," kata Hanta dalam rilis survei yang ditayangkan dalam Youtube Poltracking Indonesia, Kamis (8/12/2022).

Hanta menjelaskan salah satu faktor kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan naik dikarenakan program bantuan pemerintah yang menyasar masyarakat.

Di sisi lain, ia menambahkan kenaikan kepuasan publik terhadap pemerintah beriringan dengan kenaikan kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) maupun Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Disebutkan, tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden saat ini mencapai 73,5 persen.

"Jadi, konsisten kalau pemerintahan di 73,2 persen, sementara presiden 73,5 persen. Kemudian ini tren kepuasan terhadap kinerja presiden ini juga naik. Pernah 68,4 persen (Oktober 2021), pernah turun jadi 59,1 persen (Mei 2022), kemudian naik 68,4 persen (Agustus 2022), tiga bulan kemudian menjadi 73,5 persen (November 2022)," jelasnya.

Sementara itu, tingkat kepuasan publik terhadap Maruf Amin saat ini mencapai 64,7 persen. Angka itu terpaut jauh lebih rendah dari Jokowi.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka langsung pada 21-27 November 2022.

Jumlah sampel 1.220 responden dengan margin of error lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

3. Survei Charta Politika

Survei yang diselenggarakan Charta Politika pada 8-16 Desember 2022 menunjukkan 72,9 persen responden mengaku puas terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyatakan tingkat kepuasan publik ini merupakan yang tertinggi sejak kemunculan Covid-19 pada Februari 2020.

"Angka ini bisa dikatakan paling tinggi sepanjang tahun 2022, lebih tinggi dibandingkan data bulan januari 2022 dan bahkan masih lebih tinggi juga dibandingkan situasi sebelum Covid," kata Yunarto dalam konferensi pers, Kamis (22/12/2022).

Yunarto mengungkapkan pada Februari 2020, kepuasan terhadap pemerintah berada di angka 70,7 persen lalu anjlok menjadi 58,8 persen pada Mei 2020 akibat situasi pandemi.

Setelah itu, angka kepuasan publik cenderung fluktuatif sebelum mencapai 71,7 persen pada Januari 2022 sebelum kembali melorot ke sekitar 60-an persen akibat isu kenaikan harga bahan bakar minyak dan barang pokok lainnya.

Namun, pada akhirnya, tingkat kepuasan terhadap pemerintah berhasil mencapai titik tertingginya di angka 72,9 persen pada bulan ini.

"Saya pikir campur aduk antara situasi ekonomi yang kita lihat sudah cukup stabil, dan keberhasilan pemerintah menahan adanya inflasi atau efek domino atau multiplier effect dari adanya kenaikah harga BBM," ujar Yunarto.

Selain situasi ekonomi yang sudah stabil, Yunarto menilai, tingginya kepuasan publik juga disebabkan keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 dan stabilitas politik dalam negeri.

Survei ini dilaksanakan dengan metode wawancara terhadap 1.220 orang sampel pada 8-16 Desember. Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,82 persen.

4. Survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research

IndEX Research mencatat kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo mencapai 77,8 persen.

Tingginya kepuasan terhadap Jokowi tidak jauh berbeda sepanjang tahun 2022.

“Dibayang-bayangi oleh ancaman resesi global yang diperkirakan akan melanda pada awal 2023, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi tetap kokoh,” ujar Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran pers di Jakarta pada Kamis (29/12/2022).

Menurut Vivin, persoalan inflasi dan resesi tidak terlalu berdampak pada tingkat kepuasan publik.

Jika melihat tren sebelumnya, faktor pandemi Covid-19 yang paling memukul telak.

Pada puncak gelombang delta pada pertengahan 2021 lalu, kepuasan publik anjlok hingga ke angka 60 persen.

“Pembatasan sosial yang sangat ketat saat itu membuat perekonomian sulit untuk bergerak, tetapi seiring pelonggaran maka kepuasan publik pun kembali pulih,” jelas Vivin.

Sebagai catatan, ada sebanyak 20,1 persen publik yang merasa tidak puas di antaranya 2,3 persen tidak puas sama sekali, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 2,1 persen.

Survei Index Research dilakukan pada 11-20 Desember 2022 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi.

Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini