Bahlil mengatakan kedatangannya bukan membahas isu reshuffle atau evaluasi kinerja para Menteri.
"Saya ngga tau ya karena kebetulan kan saya ngurus investasi, saya bukan menteri mengevalusi kinerja," kata Bahlil.
Terkait evaluasi kinerja, Bahlil mengatakan hanya Presiden yang mengetahui. Presiden kata Bahlil ibarat komandan dan para menteri sebagai pembantunya.
"Ya namanya pembantu pasti ada penilaian dari bosnya, ya yang tahu nilai berapa nilai berapa itu hanya bos saja, kami sesama sopir angkot gaboleh mendahului dan saling menilai, saya kan belum tentu bagus juga masa mau nilai yang lain," katanya.
Sementara itu Budi Waseso mengaku tidak tahu menahu soal evaluasi kinerja para menteri. Ia datang sebagai pelaksana tugas sesuai jabatan yang diemban.
"Waduh saya gak tau itu ya karena tugas saya kan. Saya kan levelnya di Dirut ya. Hanya pelaksana untuk kegiatan sebagian," katanya.
Hal senada disampaikan Mendag Zulkifli Hasan. Ia mengatakan tidak tahu perihal reshuffle atau evaluasi kinerja para Menteri. Ia hanya mengurusi sejumlah komoditas bahan pokok.
"Saya ngurusin beras, ngurusin cabe ngurusin telur daging ayam, kalau reshuffle itu punya haknya bapak," pungkasnya.
Tak terkait Reshuffle
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa para menteri yang dipanggil ke Istana Kepresidenan, Jakarta pada Selasa (31/1/2023) pagi dan siang, berkaitan dengan pelaksanaan program pemerintah.
Kedatangan para menteri atau pejabat tidak ada kaitannya dengan rencana perombakan kabinet.
"Ndak ndak (soal reshuffle). Ya biasa ada masalah-masalah yang harus kita selesaikan," kata Presiden di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa, (31/1/2023).
Jokowi Bertolak ke Bali
Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan dirinya tidak tahu Presiden Joko Widodo bakal melakukan perombakan kabinet atau reshufle pada Rabu (31/1/2023).