Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bangsa Indonesia bisa bubar lantaran adanya ketimpangan sosial antara yang kaya dan miskin.
Hal itu disampaikan Gatot saat berpidato pada rapat kerja nasional (Rakernas) Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (15/2/2023).
"Kalau kita berbicara kekayaan apalagi. Inilah yang membuat kita retak dan bisa bubar bangsa ini," kata Gatot.
Menurut Gatot, orang yang menikmati kekayaan Indonesia berbanding terbalik dengan jumlah pendukung Indonesia yang masih miskin.
"Karena di Indonesia ada yang menikmati surganya Indonesia tapi lebih banyak yang menikmati nerakanya Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Seorang Wartawati Diduga Alami Pelecehan Seksual Saat Meliput Rakernas Partai Ummat
Dia menegaskan hal tersebut lantaran pendidikan di Indonesia kurang bermutu, sehingga masyarakat tak bisa bersaing.
Karenanya, Gatot menilai wajar ketika banyak tenaga kerja asing (TKA) yang masuk ke Tanah Air.
"Mengapa demikian? Karena sebagian besar pendidikan di negeri ini kurang bermutu. Tidak bisa bersaing, maka wajar kalau TKA banyak masuk ke sini," ucap dia.
Dia menjelaskan bahwa akibat pendidikan kurang bermutu, sebagian masyarakat akhirnya memilih berkerja pada sektor informal dengan jabatan paling rendah dan gaji kecil untuk bertahan hidup.
"Mereka tidak bisa bersaing dengan ekonomi modern yang menggunakan IT. Inilah terjadi dikotomi hitam dan putih," ungkap Gatot.
Lebih lanjut, Gatot menuturkan jika total ada sekitar 65 juta pelaku UMKM yang tak bisa meminjam uang ke bank dengan usaha kecil-kecilan.
Akibatnya, kata dia, yang menikmati kekayaan di Indonesia hanya sebagian orang saja tak sebanding jumlah penduduk miskin.
"Itulah yang menyebabkan satu orang punya kekayaan atau empat orang penduduk Indonesia sebanding dengan 100 juta orang Indonesia," imbuhnya.