TRIBUNNEWS.COM - Belakangan beredar informasi di media sosial mengenai fenomena Aphelion yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Informasi tersebut cepat menyebar dengan membawa pesan agar masyarakat tidak menjadikan fenomena Aphelion itu sebagai corona varian baru.
Disebutkan juga bahwa fenomena Aphelion akan berlangsung hingga bulan Agustus dan akan mengalami cuaca dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan bahwa informasi yang tersebar di media sosial tersebut tidak tepat.
Lantaran, kata Miming, fenomena Aphelion itu akan terjadi di bulan Juli mendatang.
"Kaitannya dengan yang beredar di medsos tersebut berati tidak tepat, karena Aphelion itu terjadi pada bulan Juli," ucap Miming kepada Tribunnews.com, Jumat (17/2/2023).
Baca juga: Mengenal Perihelion dan Aphelion, Fenomena Bumi Berada di Posisi Terdekat & Terjauh dari Matahari
Penjelasan Soal Fenomena Aphelion
Sebelumnya, Miming menjelaskan bahwa Aphelion merupakan fenomena di mana posisi Bumi berada di titik terjauh dengan matahari.
Untuk fenomena kebalikannya, yaitu Perihelion adalah kondisi di mana posisi Bumi berada di titik terdekat dengan matahari.
Seperti yang diketahui, orbit Planet Bumi terhadap matahari berbentuk elips, sehingga akan ada titik terjauh dan terdekatnya seperti istilah pada fenomena Aphelion dan Perihelion.
Fenomena Aphelion dan Perihelion itu sebagai fungsi dari gerakan revolusi bumi (perputaran bumi mengelilingi matahari) dan fenomena tersebut terjadi setiap tahunnya.
"Di mana Perihelion terjadi setiap Januari sedangkan Aphelion terjadi setiap bulan Juli," ucap Miming.
"Jika mengutip timeanddate.com, Perihelion 2023 ini terjadi pada 4 Januari 2023 dan Aphelion terjadi pada tanggal 7 Juli 2023," imbuhnya.
Baca juga: 5 Fakta Unik Fenomena Aphelion 2022, Titik Terjauh Bumi dengan Matahari
Berikut isi lengkap teks yang dimaksud tersebar di media sosial: