News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kepala BNPT Soroti Fenomena Kekerasan yang Dilandaskan Ekstremisme Beragama

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar.

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Pol Boy Rafli Amar berpesan kepada santri dan santriwati untuk miliki karakter cinta terhadap tanah air dan keberagaman karena merupakan kunci untuk melawan hambatan dalam mencapai Indonesia emas 2045.

“Mereka akan menjadi pemimpin ke depan yang akan mengisi SDM Indonesia emas 2045, generasi muda kita tentu harus kita isi untuk mencintai bangsanya, mengingatkan hal-hal yang menjadi hambatan untuk maju, yang tidak sesuai dengan Pancasila, nilai adat budaya Indonesia,” kata Boy Rafli.

Pernyataan itu disampaikan dalam Dialog Kebangsaan yang diadakan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Selatan bersama santri-santriwati serta tenaga pengajar Pondok Pesantren Muqimus Sunnah Palembang pada Selasa (28/2/2023).

Boy berpesan jika generasi pengisi Indonesia emas harus dijaga dan dibina sejak dini di tengah gempuran ideologi transnasional yang terus terjadi.

“Anak-anakku diajar untuk cinta kepada bangsa dengan prinsip hubbul wathon minal iman karena ideologi Pancasila kita mengajarkan untuk dapat bertoleransi, menghormati dan memberikan jaminan juga yang beragama lain untuk menjalankan syariat agamanya sesuai dengan keyakinannya masing-masing,” pesannya.

Jenderal Bintang tiga Polri itu melihat maraknya fenomena kekerasan yang dilandaskan ekstremisme beragama di Indonesia dan dunia. Propaganda ekstrem kerap membenturkan nilai agama dan bernegara ini secara masif beredar di media sosial.

“Sosial media itu sudah sangat dimanfaatkan oleh kelompok teror untuk menyebarkan narasi yang penuh dengan kebencian untuk merusak alam pikiran seluruh umat manusia di dunia,”tutup Boy Rafli.

Dia selalu mengingatkan generasi muda jelang Indonesia Maju 2024, anak - anak santri saat inilah yang akan menjalaninya.

"Jadi mulai sekarang jangan sia-sia waktu untuk belajar dan sukses kedepan," kata Komjen Pol Boy Rafli Amar, Selasa (28/2/2023) di Kampus 3 Ponpes Muqimus Sunnah di Jalan Melaburi Talang Buluh Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin.

Baca juga: BNPT: Ada 5 Vaksin untuk Tekan Paham Intoleran dan Radikalisme di Indonesia

Apel kebangsaan bersama pemuda dan pelajar Sumatera Selatan bersama FKPT Sumsel tersebut dihadiri Deputi I Mayjen Nizam Setiadi, Brigjen Kris Erlangga.

Kepala Pondok Ponpes Muqimus Sunnah KH M Husni Thamrin Yunus didampingi Ketua FKPT Sumsel Romi Apriyansah. Saat ini dunia secara global sedang menghadapi cobaan.

"Masyarakat dunia sedang disusupi paham-paham yang menghalalkan kekerasan dalam mencapai tujuan. Termasuk di Indonesia. Menyebarkan ideologi penuh kebencian yang menimbulkan konflik sosial, parahnya, di zaman sosial media ini, narasi kebencian yang memecah belah terus disebar. Banyak konten - konten berbahaya dan hoax bertebaran di sosmed," ungkapnya.

Disisi lain Komjen Pol Boy mengatakan, apel kebangsaan inj diadakan di Ponpes Muqimus Sunnah sebagai wujud apresiasi BNPT RI dan pemerintah terhadap eksistensi positif ponpes.

"Bukti pemerintah perhatian dengan perkembangan pondok pesantren di Indonesia. Sekarang ada Hari Santri Nasional." Katanya.

Ada 37 ribu ponpes di seluruh Indonesia. Dalam UU tersebut disebutkan ponpes untuk dirintis dan diajarkan kepada para santri soal akhlak dan ketaqwaan.

Komjen Pol Boy meminta para santri Ponpes Muqimus Sunnah untuk tekun belajar. Komjen Pol Boy menilai karakter umat muslim di Indonesia ini ahlussunnah wal jamaah.

"Yang tidak kita inginkan ada fanatisme sehingga menimbulkan tindakan intoleransi dan radikalisme. Menyinggung soal Ideologi Pancasila sudah sangat sesuai dengan nilai nilai Islam," ungkapnya.

Ditegaskannya, bahwa Presiden Jokowi telah menetapkan Indonesia emas 2045. Indonesia akan ditetapkan sudah menjadi negara maju. Angka kemiskinan tidak ada lagi, tidak ada pengangguran. Semua warga Indonesia sibuk bekerja dan produktif.

Sementara itu, Ketua FKPT Sumsel Romi Apriansyah mengungkapkan, rasa bangga lantaran Sumsel menjadi provinsi pertama menggelar apel kebangsaan.

"Ada ratusan peserta apel kebangsaan ini. Mulai dari santri, NU, remaja masjid dan kelompok pemuda lainnya," kata Romi.

Sumber: Sripoku.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini