TRIBUNNEWS.com - Update jumlah korban tewas kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, hingga Sabtu (4/3/2023) pukul 13.00 WIB.
Sebelumnya, jumlah korban tewas akibat Depo Pertamina Plumpang terbakar sebanyak 13 orang.
Jumlah tersebut terus bertambah mengingat personel gabungan dan relawan terus melakukan pencarian korban tewas di lokasi kejadian.
Pada Sabtu pukul 06.00 WIB, petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menemukan jasad seorang laki-laki di antara puing-puing sisa kebakaran.
Jasad tersebut ditemukan sudah tak utuh lagi dan tinggal tengkorak.
"Jadi tadi sudah terbakar hangus, sudah seperti tengkorak mukanya, terus sudah menggosong, terus yang utuh itu hanya bagian perutnya," kata seorang petugas evakuasi, M Saedi, Sabtu.
Baca juga: Depo Pertamina Plumpang Kebakaran: Kronologi, Penyebab, Jumlah Korban, hingga Kondisi Terkini
Setelahnya, pada pukul 07.00 WIB, jasad seorang wanita juga ditemukan.
Menurut keterangan Humas RT 12 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Mat Surab, korban diduga seorang penjaga toko kelontong.
"Kira-kira umur 45 tahun, namanya kurang tahu juga. Ini penjaga warung Madura (toko kelontong), baru 3 bulan ngejaga. Bukan pemilik, cuma jagain aja," ungkapnya, Sabtu.
Di waktu yang bersamaan, petugas PMI kembali menemukan jasad seorang ibu dan anak yang berpelukan.
Jasad korban ditemukan tertimbun di reruntuhan rumah.
Empat jasad korban yang ditemukan, membuat jumlah korban tewas kebakaran Depo Pertamina Plumpang hingga Sabtu pukul 13.00 WIB sebanyak 17 orang.
Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah mengingat personel gabungan dan relawan masih terus melakukan pencarian.
Sementara, untuk korban luka bakar saat ini berjumlah 49 orang.
Mereka tengah mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit, di antaranya di RS Koja, RS Tugu, RS Pelabuhan, RS Pertamina, dan RS Cipto Mangunkusumo.
Dugaan Penyebab Kebakaran
Manager Communication Relations dan CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III, Eko Kristiawan, mengungkapkan kebakaran terjadi pada satu di antara pipa penerimaan BBM.
"Terjadi insiden terbakarnya pipa penerimaan BBM di Integrated Terminal BBM Jakarta, Plumpang," kata Eko, Jumat, lewat pesan singkat.
Diduga, penyebab Depo Pertamina Plumpang terbakar adalah karena tersambar petir.
Baca juga: PLN Telah Pulihkan 91,3 Persen Jaringan Listrik di Sekitar Lokasi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Hal ini disampaikan oleh Kasi Ops Damkar Jakarta Utara, Abdul Wahid.
"Kalau informasi yang diterima dugaan awal itu kesambar petir," kata Abdul Wahid saat dihubungi, Jumat.
Hal serupa juga disampaikan oleh Pengamat Energi, Ali Ahmudi.
Ia mengatakan sambaran petir yang mengenai pipa penerimaan BBM, bisa saja menimbulkan api.
Menurut Ali, hal tersebut bisa terjadi jika pipa itu tidak sesuai standar internasional.
"Ini berarti, jika tangki atau pipa yang dipakai sesuai standar, kecil kemungkinan bisa bocor hanya karena sambaran petir yang mungkin lagi iseng," kata Ali saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu.
Lebih lanjut, Ali menuturkan, standar internasional untuk pipa penampung BBM, seharusnya berbahan baja atau setebal 4,85 milimeter.
Kendati demikian, Ali mengatakan ada penyabab lain yang juga menjadi pemicu Depo Pertamina Plumpang terbakar.
"Standar internasional menyebutkan bahwa untuk migas ketebalannya sekitar 4,85 mm (lebih tinggi dari tangki/pipa biasa sekitar 2,0 mm)," jelasnya.
"Pastinya ada sebab lain sehingga terbentuk segitiga api penyebab kebakaran tersebut," tandasnya.
Komisi VII DPR akan Panggil Direksi Pertamina
Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto, mengatakan pihaknya segera memanggil direksi PT Pertamina (Persero), imbas adanya insiden terbakarnya depo BBM Plumpang di Jakarta Utara yang terjadi pada Jumat malam.
"Segera Komisi VII akan memanggil Pertamina, pada saat yang tepat, untuk melaporkan secara komprehensif kasus Plumpang ini serta strategi mitigasi kebakaran untuk depo/kilang secara nasional ke depan," ucap Mulyanto kepada Tribunnews.com, Sabtu.
"Tujuannya agar benar, kasus seperti ini tidak terulang di masa-masa yang akan datang," sambungnya.
Baca juga: JK: PMI Jakut Bakal Tampung Pengungsi Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Selama Dibutuhkan
Mulyanto juga turut berduka dan prihatin atas musibah kebakaran Depo BBM Pertamina Plumpang.
Dalam kondisi darurat seperti sekarang, Mulyanto minta Pertamina fokus mengatasi kebakaran dan menangani korban dengan baik.
Ia berharap meski dalam kondisi darurat Pertamina tetap dapat menyediakan pasokan BBM bagi masyarakat.
Ia percaya Pertamina memiliki rencana kerja cadangan (contigency plan) yang memungkinkan pelayanan pengadaan BBM tetap berjalan meskipun terjadi musibah kebakaran di Depo Plumpang.
"Pertamina perlu mengambil langkah untuk menutupi kekurangan pasokan distribusi BBM dan gas di wilayah Jabodetabek agar kegiatan ekonomi masyarakat lainnya tidak terganggu," ujar Mulyanto.
Dirinya juga meminta agar masyarakat jangan berpolemik dulu tentang penyebab kebakaran.
"Karena masalah itu bisa dibicarakan setelah kebakaran diselesaikan dan penanganan korban sudah dituntaskan," tukas Mulyanto.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Bambang Ismoyo/Nitis Hawaroh, TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)