Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) masih mendalami penelusuran terkait perkara dugaan perubahan substansi putusan hakim Aswanto.
Ketua MKMK I Dewa Gede Palguna mengatakan hingga Rabu (8/3/2023) kemarin, pihaknya masih mendalami sejumlah keterangan yang belum jelas hingga belum sesuai antarhakim konstitusi.
“Perkembangannya sudah sampai pada tahap, kami melakukan pendalaman kembali beberapa keterangan yang masih belum kelir atau belum ada kesesuaian antarsesama pemberi keterangan,” kata Palguna saat dihubungi, Kamis (9/3/2023).
Ia mengatakan semua hakim konstitusi telah dimintai keterangan, termasuk yang dilakukan pendalaman kembali.
Tak hanya keterangan dari pihak terkait, MKMK juga masih mendalami dokumen bukti audio visual dalam CCTV yang telah didapatkan. Pendalaman ini, lanjut Palguna, untuk memperjelas konstruksi yang utuh dari kasus ini.
“Ini yang kami perjelas untuk membangun konstruksi yang utuh dari kasus ini. Itu dulu yang bisa kami jelaskan,” tuturnya.
Proses Berjalan Lamban
Dosen tetap Fakultas Hukum Universitas Udayana (FH-Unud) mengakui proses penelusuran fakta terkait dugaan perubahan substansi pencopotan hakim Aswanto ini terasa lamban.
MKMK, kata Palguna, bekerja menyesuaikan dengan jadwal kegiatan para hakim konstitusi. Pasalnya, agenda persidangan yang telah terjadwal tidak bisa diubah begitu saja.
“Mungkin kedengaran atau terasa lambat. Namun jangan lupa, kami bekerja dengan menyesuaikan dengan kegiatan para hakim konstitusi,” ucapnya.
Eks hakim konstitusi MK ini pun akhirnya kerap mengorbankan waktu kerjanya menjadi lebih sore, lantaran menunggu agenda sidang selesai terlebih dahulu.
Mundurnya waktu bekerja ini, lanjut dia, menyebabkan MKMK bekerja hingga larut malam.
“Praktis kami baru bisa bekerja paling cepat mulau pukul 13.00 WIB siang. Itulah sebab kami sering bekerja hingga larut malam. Seperti semalam misalnya, kami baru bisa pulang pukul 22.00 WIB lebih,” katanya.