TRIBUNNEWS.COM - Warga korban kecelakaan Depo Pertamina Plumpang diberikan fasilitas kontrakan oleh pihak Pertamina.
Fasilitas kontrakan tersebut untuk digunakan para warga korban kebakaran selama tiga bulan ke depan.
Corporate Secretary PT Pertamina, Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, pihaknya mengeluarkan biaya sebesar Rp5,6 Juta per kepala keluarga.
Total Rp5,6 juta tersebut sudah termasuk biaya mengontrak selama tiga bulan serta tambahan Rp2 juta untuk keperluan keluarga.
"Jadi Rp1,2 juta dikalikan tiga bulan (untuk biaya mengontrak), ditambah dengan Rp2 juta untuk kebutuhan di kontrakannya."
"Jadi total Rp 5,6 Juta," kata Irto saat dikonfirmasi, dikutip dari Tribunjakarta.com, Minggu (12/3/2023).
Untuk fasilitas kontrakan, kata Irto dipilih langsung oleh masyarakat yang terdampak kebakaran dan hal tersebut sudah dikoordinasikan oleh ketua RW setempat.
Baca juga: PMI Resmi Tutup Posko Pengungsian Korban Kebakaran Plumpang, Warga Dapat Bantuan Pertamina
"Masyarakat yang memilih, sudah dikoordinasikan dengan Ketua RW nya juga," papar dia.
Kemudian, salah satu warga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Rizal (29) mengaku sudah menerima uang kontrakan per bulan Rp1,2 juta, ditambah uang keperluan sebanyak Rp2 juta tersebut.
Rizal sendiri diketahui sudah menempati rumah kontrakan yang diberikan tersebut untuk tiga bulan ke depan hingga dirinya mendapatkan uang untuk menyewa.
"Sementara ini tinggal di kontrakan, untuk sementara ngontrak selama tiga bulan," kata Rizal saat ditemui di lokasi, Minggu (12/3/2023) sore.
Rizal yang merupakan warga RW 09 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara tersebut mengatakan dirinya sudah mulai menempati kontrakan sejak Sabtu (11/3/2023) kemarin.
Seluruh Biaya Ditanggung Pihak Pertamina
Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Halim menyampaikan bahwa biaya kontrakan sepenuhnya oleh pihak Pertamina.
"Insyallah Pertamina (yang membiayai)," ujarnya, dikutip dari Tribunjakarta.com, Sabtu (11/3/2023).
"Lokasinya nyebar di sekitar situ. Kan kasihan kalau di pengungsian terus, nanti bisa sakit malahan," ujarnya.
Ali mengatakan, warga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang diberikan kontrakan agar tidak terlalu lama di penampungan dan tetap sehat.
"Inyaallah betul (diberi fasilitas kontrakan) daripada lama di penampungan, biar mereka sehat," ucapnya.
Pemrov DKI Belum Punya Rencana Jangka Panjang Relokasi Warga Dekat Depo Plumpang
Pemprov DKI Jakarta diketahui belum mempunyai rencana jangka panjang mengenai relokasi warga Tanah Merah yang tinggal di sekitar lokasi kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara.
Wacana relokasi warga Tanah Merah mencuat lantaran pemukiman yang selama mereka tinggali akan kembali dialihfungsikan jadi buffer zone atau kawasan steril.
Ali menyebutkan bahwa hingga kini belum ada pembahasan terkait rencana relokasi warga tersebut.
"Belum ada (pembahasan relokasi warga ke rusun)," ucapnya saat dikonfirmasi, dikutip dari Tribunjakarta.com, Sabtu (11/3/2023).
Warga yang menjadi korban kebakaran diberikan fasilitas kontrakan selama tiga bulan merupakan solusi jangka pendeknya.
"Enggak ada syarat untuk dapat fasilitas kontrakan, pokoknya yang terdaftar sebagai korban kebakaran," ujarnya.
Sebagai informasi, warga Tanah Merah jadi korban saat kebakaran melanda Depo Plumpang meledak pada 3 Maret 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Rifqah) (Tribunjakarta.com/Gerald Leonardo Agustino/Dionsius Arya Bima Suci)