TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono akan memasuki masa pensiun dari Polri pada 2023.
Lalu siapa sosok pengganti Komjen Gatot Eddy Pramono nanti?
Indonesia Police Watch (IPW) menyebut akan ada dua sosok Jenderal di Korps Bhayangkara yang dianggap cocok untuk mengisi jabatan Wakapolri yang segera ditinggalkan Komjen Gatot Eddy Pramono.
Kedua sosok itu adalah Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto dan Kalemdiklat Polri Komjen Rycko Amelza Dahniel.
Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso menyebut pengganti jabatan Wakapolri harus merupakan Jenderal Bintang 3 senior untuk tetap mengkonsolidasi internal Polri.
"Hal ini menjadi perhatian IPW karena posisi Kapolri yang dijabat oleh Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang adalah Akpol 1991," kata Sugeng kepada Tribunnews.com, Rabu (22/3/2023).
Menurut Sugeng ada tiga Jenderal Bintang 3 Polri yang merupakan lulusan akpol senior.
Ketiganya adalah Kabreskrim Polri Komjen Agus Andrianto, Kalemdiklat Polri Komjen Rycko Amelza Dahniel, dan Dankor Brimob Polri Komjen Pol Anang Revandoko.
Namun, Sugeng menilai hanya Agus dan Rycko yang dirasa layak untuk menggantikan posisi Wakapolri itu.
"Performa Komjen Gatot yang sederhana dan humanis serta dapat diterima oleh semua angkatan dan kalangan harus mampu diduplikasi oleh Wakalpolri yang akan menggantikannya," tuturnya.
"Komjen Rycko (Akpol) angkatan 88 peraih Adhi Makayasa dan Komjen Agus (Akpol) angkatan 89 sehingga diharapkan dapat menjaga soliditas internal," sambungnya.
Lebih lanjut, jika Komjen Agus yang menjadi Wakapolri, maka sosok Jenderal Polri yang layak menggantikan posisinya adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran.
"Bila posisi Wakapolri diisi oleh Komjen Agus Andrianto maka posisi Kabareskrim yang lowong tepat diisi oleh Irjen Fadil Imran, Kapolda metro yang memang keahliannya adalah reserse," tukasnya.
Baca juga: 3 Anggota KKB Tewas Ditembak TNI-Polri, Ketiganya Telah Membunuh Tukang Ojek di Papua Tengah
Untuk informasi, di Korps Bhayangkara terdapat Jenderal Polisi yang akan memasuki masa pensiun pada 2023.
Dalam catatan Tribunnews.com, terdapat empat nama Jenderal Polisi yang akan meninggalkan jabatannya yakni di antaranya:
1. Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, lahir pada 28 Juni 1965, perkiraan pensiun Juni 2023;
2. Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto, lahir 19 Februari 1965, perkiraan pensiun Februari 2023;
3. Kabaharkam Komjen Arief Sulistyanto, lahir 24 Maret 1965, perkiraan pensiun Maret 2023;
4. Dankor Brimob Komjen Anang Revandoko, lahir 14 Oktober 1965, perkiraan pensiun Oktober 2023.
Komjen Rycko Amelza Dahniel Kalemdiklat Polri
Meski menjabat di Polri, Komjen Rycko Amelza ternyata baru sekali melaporkan harta kekayaannya ke LHKPN KPK.
Kala itu ia masih menjabat di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian pada tahun 2014 lalu.
Setelah itu Rycko Amelza tak melaporkan lagi harta kekayaannya hingga dimunculkan sebagai calon Wakapolri.
Harta kekayaan:
I. DATA PRIBADI
1. Nama: Dr. H.RYCKO AMELZA DAHNIEL, M.Si. ATambahan Berita Negara R.I Tanggal 2 Desember 2016 No. 96 ________________________________
2. Jabatan : KETUA - SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN
3. Alamat Kantor : Jl. TIRTAYASA RAYA NO. 6, JAKARTA SELATAN
4. Tanggal Pelaporan : 22 Desember 2014
II. DATA HARTA
A. HARTA TIDAK BERGERAK ................. Rp. 14.205.765.000
TANAH DAN BANGUNAN
Tanah & Bangunan seluas 373 m2 & 200 m2, di Kota JAKARTA SELATAN, yang berasal dari HASIL SENDIRI , perolehan dari tahun 1999 sampai dengan 2003 NJOP Rp.2.021.125.000
Tanah & Bangunan seluas 512 m2 & 199 m2, di Kota JAKARTA SELATAN, yang berasal dari HASIL SENDIRI , perolehan dari tahun 2002 sampai dengan 2014 NJOP Rp.3.594.640.000
Tanah seluas 336 m2 , di Kota JAKARTA SELATAN, yang berasal dari WARISAN, perolehan tahun 2014 NJOP Rp.1.680.000.000
Tanah seluas 150 m2 , di Kota JAKARTA SELATAN, yang berasal dari WARISAN, perolehan tahun 2014 NJOP Rp.750.000.000
Tanah seluas 1.007 m2 , di Kota JAKARTA SELATAN, yang berasal dari WARISAN, perolehan tahun 2014 NJOP Rp.5.035.000.000
Tanah seluas 225 m2 , di Kota JAKARTA SELATAN, yang berasal dari WARISAN, perolehan tahun 2014 NJOP Rp.1.125.000.000
B. HARTA BERGERAK
a. ALAT TRANSPORTASI ........................... Rp. 418.000.000
DAN MESIN LAINNYA
Mobil, merk TOYOTA KIJANG INNOVA, tahun pembuatan 2012, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2012 nilai jual Rp.150.000.0001.
Mobil, merk TOYOTA KIJANG INNOVA, tahun pembuatan 2014, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2014 nilai jual Rp.200.000.000
Mobil, merk TOYOTA HARD TOP, tahun pembuatan 1981, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2013 nilai jual Rp.60.000.0003.
Motor, merk HONDA, tahun pembuatan 2010, yang berasal dari HASIL SENDIRI, perolehan tahun 2010 nilai jual Rp.8.000.000 4.
B. PETERNAKAN, Rp. 0
PERIKANAN, PERKEBUNAN, PERTANIAN, KEHUTANAN, PERTAMBANGAN DAN USAHA LAINNYA ...........................
C. HARTA BERGERAK ....................... Rp. 20.000.000
LAINNYA
LOGAM MULIA, yang berasal dari WARISAN, perolehan dari tahun 2007 sampai dengan 2008 dengan nilai jual Rp.20.000.000
D. SURAT BERHARGA .................... Rp. 0
E. GIRO DAN SETARA KAS ................. Rp. 2.281.450.110
LAINNYA
1. Yang berasal dari HASIL SENDIRI dengan nilai Rp.2.142.614.1672.
Yang berasal dari WARISAN dengan nilai Rp.138.835.943
F. PIUTANG ..................... Rp. 0
TOTAL HARTA (II) ................................. Rp. 16.925.215.110
III. HUTANG ...............Rp. 0
IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN ( II - III ) ....... Rp. 16.925.215.110.
Komisaris Jenderal Polisi atau Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel adalah perwira tinggi (pati) di dalam Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Di Polri, Komjen Rycko mengemban amanat untuk menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri.
Jabatan sebagai Kalemdiklat Polri diemban Rycko sejak Februari 2021.
Jenderal bintang tiga ini sebelumnya menduduki posisi sebagai Kabaintelkam Polri.
Kehidupan pribadi
Komjen Rycko Amelza Dahniel lahir di Bogor, Jawa Barat, pada 14 Agustus 1966.
Ia menganut agama Islam.
Rycko telah mempunyai istri yang bernama Yudaningrum.
Komjen Rycko dan istri juga telah dikaruniai tiga orang anak, 1 laki-laki dan 2 perempuan.
Anak pertama Komjen Rycko yang bernama Muhammad Yudisthira Rycko juga mengikuti jejaknya sebagai anggota polisi.
Pendidikan
Komjen Rycko Amelza Dahniel adalah lulusan akademi kepolisian (Akpol) tahun 1988.
Dia juga peraih Adhi Makayasa atau lulusan terbaik Akpol 1988.
Rycko juga melanjutkan pendidikan S-2 Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2001.
Selain itu, dia juga berhasil meraih gelar Doktoral (S3) pada Kajian Ilmu Kepolisian UI pada 2008 dengan predikat cumlaude.
Ia memiliki nama lengkap Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si.
Karier
Karier Komjen Rycko Amelza Dahniel sudah malang melintang di dalam kepolisian tanah air.
Berbagai jabatan strategis sudah pernah ia emban, mulai dari menjadi ajudan Presiden RI, Kapolres, hingga Kapolda.
Pada tahun 2008, ia pernah mengemban jabatan sebagai Kapolres Metro Jakarta Utara.
Satu tahun kemudian, Rycko dipercaya untuk menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2009-2012.
Setelah itu, ia mendapat tugas baru untuk menajabat sebagai Kabagjianpolmas Bid PPITK STIK Lemdikpol.
Saat masih berpangkat Inspektur Jenderal atau Irjen, Rycko pernah mengemban jabatan sebagai Kapolda Sumatera Utara tahun 2016 dan Kapolda Jawa Tengah tahun 2019.
Pada tahun 2017, dia juga pernah menduduki posisi sebagai Gubernur Akpol.
Pada tahun 2020, Rycko yang naik pangkat menjadi Komjen kemudian ditunjuk untuk menjabat sebagai Kabaintelkam Polri.
Kemudian, pada tahun 2021 dia didapuk untuk mengemban jabatan sebagai Kalemdiklat Polri.
Rekam jejak
Komjen Rycko Amelza Dahniel pernah mendapat kenaikan pangkat luar biasa ketika tergabung dalam tim Bareskrim yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, pada 2005.
Rycko berhasil meraih penghargaan dari Kapolri saat itu Jenderal Sutanto bersama dengan koleganya, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, dan Idham Azis.
Berikut adalah riwayat jabatan yang pernah diemban Rycko.
- Pama Polda Metro Jaya Lulusan Akpol Tahun 1988 (Pola 3-1) (1989)
- Pamapta Polres Metro Jakarta Pusat (1989)
- Kanit Serse Jatanras Polrestro Jakarta Pusat (1990)
- Danton Tar Akpol Semarang (1992)
- Kaset Ops Puskodal Ops Polres Metro Jakarta Pusat (1995)
- Ps Kasat Serse Polres Metro Jakarta Selatan (1996)
- Kanit Moneter Sat Serse Ek Dit Serse Polda Metro Jaya (2000)
- Waka Sat Serse Ek Dit Serse Polda Metro Jaya (2001)
- Pamen Sespim Dediklat Polri (2002)
- Kasat II Dit Reskrim Polda Sumut (2002)
- Kanit Banmin Subden Bantuan Densus 88/Antiteror Bareskrim Polri (2005)
- Kapolresta Sukabumi (2005)
- Kanit I Dit II/Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri (2006)
- Kapolres Metro Jakarta Utara (2008)
- Pamen SDE SDM Polri (Diarahkan sebagai ADC Presiden RI) (2009)
- Kabagjianpolmas Bid PPITK STIK Lemdikpol (2012)
- Wakapolda Jabar (2013)
- Gubernur PTIK/Kepala STIK Lemdikpol (2014)
- Kapolda Sumut (2016)
- Gubernur Akpol (2017)
- Kapolda Jateng (2019)
- Kabaintelkam Polri (2020)
- Kalemdiklat Polri (2021)
Komjen Rycko Amelza Dahniel cukup aktif dalam bermain media sosial (medsos).
Ayah tiga anak memiliki Instagram dengan nama akun @ryckoad.
Jumlah pengikutnya 65 ribu.
Di Instagram, Rycko kerap mengunggah potret kebersamaannya dengan keluargany, baik dengan putra-putrinya maupun dengan istri tercinta.
Kabareskrim Komjen Agus Andrianto
Selain Komjen Rycko Amelza Dahniel, Komjen Agus Andrianto Kabreskrim Polri juga calon kuat pengganti Komjen Gatot Eddy Pramono sebagai Wakapolri.
Komjen Agus Andrianto beberapa kali menjadi sorotan.
Mulai dari kasus tambang ilegal Ismail Bolong hingga istri pamer harta di media sosial.
Pernyataan Ismail Bolong penambang ilegal di Kalimantan Timur (Kaltim) soal adanya setoran Rp 6 miliar kepada Kabaresrim kini ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
KPK mengatakan, akan menggarap kasus tambang ilegal yang menyeret nama Agus Andrianto dan Tan Paulin di Kaltim.
Biodata Komjen Agus Andrianto
Agus Andrianto lahir di Blora, Jawa Tengah pada 16 Februari 1967 sehingga saat ini, ia berusia 55 tahun.
Masa kecilnya, ia habiskan di Blora dengan menamatkan pendidikan di SD 1 Tempelan Blora, SMP 1 Blora, dan SMA 1 Blora.
Agus Andrianto adalah anak ke-11 dari 12 bersaudara dari pasangan Sukarsono-Sri Sudaryati.
Sang ayah berprofesi sebagai pegawai negeri sipil.
Jabatannya terakhir adalah camat di Kecamatan Banjarejo, Blora dan pensiun pada 1982.
Keluarga Komjen Agus Andrianto
Dikutip dari TribunJateng.com, Agus Andrianto memiliki lima saudara laki-laki yang semuanya bernama Agus.
Sementara enam saudara perempuannya bernama Sri.
Nama Agus dipilih pada semua saudara Agus Andrianto karena nama tersebut tersirat makna yang maskulin.
Sementara nama Sri untuk perempuan karena menurut orangtuanya, mengandung makna feminim.
"Jadi begitu alasan orangtua," ujar Agus Oni Setiawan, adik bungsu Agus Andrianto pada Jumat (19/2/2021).
Oleh karenanya, saat di keluarga besar, panggilan Agus Andrianto bukanlah Agus, melainkan Andri.
"Kalau Agus, semua anak laki-lakinya ada Agusnya,” ujar Agus Oni Setiawan.
Dalam keluarganya, hanya Agus Andrianto yang menjadi polisi walaupun cita-cita masa kecilnya adalah pegawai kantor pos.
Meski demikian, Agus Andrianto tidak merasa menyesal karena tekadnya saat masih berstatus taruna Akpol adalah membahagiakan orangtua.
Sayang, takdir membuat Agus Andrianto terpukul karena saat masih taruna tingkat II pada 1987, sang ibu wafat.
"Jadi ibu tidak melihat karier Mas Andri. Kalau bapak sempat melihat kakak meniti karier di kepolisian, sebab bapak meninggal pada 2014," ujar Oni.
Karier Komjen Agus Andrianto
Agus Andrianto merupakan lulusan Akpol 1989 yang berpengalaman dalam bidang reserse.
Setelah lulus dari Akpol, Agus Andrianto mendapatkan tugas di Sumatera Utara sebagai Pamapta Polres Dairi.
Sejak saat itu, ia berpindah-pindah tugas selama di Sumatera Utara, sebagai Kapolsek Sumbul, Parapat, dan Percut Seituan.
Ia sempat mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 1995 dan Sespim Sespimti pada 2012.
Agus Andrianto juga pernah bertugas sebagai Kapuskodalops Polres Lampung Selatan, Kasat Serse Poltabes Medan, hingga Kapolres Metro Tangerang.
Ia juga sempat menjadi Wakapolda Sumatera Utara pada 2017 dan menggantikan Brigjen Adi Prawoto yang diangkat menjadi kepala biro di Asrena Polri.
Pada 2018, Agus Andrianto lantas ditunjuk menjadi Kapolda Sumatera Utara dan menggantikan Irjen Paulus Waterpauw.
Agus Andrianto lantas dipilih menjadi Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) pada 6 Desember 2019.
Ia menggantikan Firli Bahuri yang dilantik sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Nama Agus Andrianto sempat diajukan oleh Kompolnas sebagai calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis.
Pada akhirnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi Kapolri.
Sementara Agus Andrianto dilantik menjadi Kabareskrim menggantikan Listyo Sigit.
Harta Kekayaan Komjen Agus Andrianto
Dari penelusuran Tribunnews.com di elhkpn.kpk.go.id, Agus Andrianto baru dua kali melaporkan harta kekayaannya ke KPK.
Pertama pada 12 September 2008, saat Agus Andrianto menjabat sebagai Kapolres Metro Tangerang.
Kedua, pada 19 Desember 2011. Saat itu, Agus Andrianto masih menjabat sebagai Kepala Bagian Reserse Mobile (Kabagresmob) Biro Pembinaan dan Operasional (Robinops) Bareskrim Polri.
Artinya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Agus Andrianto baru sekali melaporkan harta kekayaannya ke KPK.
Dalam laporan tersebut, Agus Andrianto memiliki harta kekayaan sebesar Rp 2.797.350.000 per 2011.
Rinciannya, ia memiliki satu bidang tanah di Jakarta Selatan dengan nilai Rp 2.548.350.000.
Aset lainnya adalah mobil Toyota Corolla dengan nilai Rp 60 juta.
Harta bergerak lainnya yang dimiliki Agus Andrianto sebesar Rp16 juta serta giro dan setara kas sebesar Rp 173.000.000.
Bila dibandingkan tahun ini, kekayaan Agus Andrianto bisa jadi lebih besar atau lebih kecil dari kekayaannya per 2011. (tribun network/thf/TribunTimur)