TRIBUNNEWS.COM - Wartawan senior, Yesayas Oktavianus mengungkapkan dirinya memperoleh informasi pemindahan tuan rumah Piala Dunia U-20 dipindah dari Indonesia ke Peru dari Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Yesayas menyebut informasi tersebut diperolehnya pada Minggu (26/3/2023) sekira pukul 17.00 WIB dari salah satu sumber yang dirinya enggan untuk membeberkan identitasnya.
Kendati demikian, Yesayas enggan mengungkapkan sosok Wantimpres yang membeberkan informasi tersebut.
"Saya (punya identitas) sumber berita yang mungkin tidak etis untuk disampaikan tetapi info A1 yang saya peroleh sekitar 5 petang pada Minggu kemarin."
"Dan saya berulang kali konfirmasi pada sumber saya bahwa apakah informasi ini A1? Dan ini benar. Dia sendiri memperoleh info itu dari Wantimpres dan surat itu, menurut dia, tiba di Istana pada Minggu siang," jelasnya dalam program Metro Hari Ini dikutip dari YouTube metrotvnews.
Yesayas mengatakan Indonesia tidak akan menerima sanksi dari FIFA meski adanya pemindahan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Baca juga: Ingatkan Pembukaan UUD 1945, Sejumlah Aliansi Serukan Gerakan Tolak Timnas Israel di Piala Dunia U20
Namun, di sisi lain, dampak ekonomi lah yang justru dirasakan oleh Indonesia.
"Tapi dampak-dampak ekonomi pasti sangat dahsyat kalau kita sampai gagal dipercaya penyelenggaran Piala Dunia nantinya," katanya.
Seperti diketahui, isu terkait pemindahan tuan rumah Piala Dunia U-20 dari Indonesia santer terdengar usai beberapa tokoh dan organisasi menolak perihak kedatangan Timnas Israel sebagai kontestan.
Bahkan diduga pembatalan drawing yang rencananya dihelat di Bali pada Jumat (31/3/2023) dibatalkan oleh FIFA.
Anggota Komitef Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga mengungkapkan pihaknya pun akan mengantisipasi kemungkinan terburuk terkait keputusan FIFA tersebut.
“Kami dari PSSI sedang memikirkan penyelamatan sepakbola Indonesia. Karena sanksi FIFA bisa mengucilkan sepakbola Indonesia dari dunia,” ujarnya dikutip dari laman PSSI.
Erick Thohir akan Terbang ke Zurich, Lobi FIFA
Terbaru Plt Menpora Muhadjir Effendy mengungkapkan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir bakal terbang ke Zurich untuk melobi FIFA terkait posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
Muhadjir mengatakan usai bertemu Erick, FIFA diharapkan dapat memahami situasi di Indonesia terkait polemik Timnas Israel sebagai kontestan Piala Dunia U20 2023.
"Saya rasa Pak Erick akan segera ke Zurich untuk konsultasi lebih lanjut dengan FIFA, ini belum level tertinggi kan? Kemarin baru salah satu wakil ketua dari PSSI yang ketemu, mudah-mudahan ada titik temu, paling tidak FIFA memahami posisi Indonesia," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/3/2023) dikutip dari Warta Kota.
Baca juga: Solo Siap Gantikan Bali, Ini Daftar Pihak yang Menolak Israel Tampil di Piala Dunia U20 Indonesia
Selain itu, Muhadjir juga mengatakan pemerintah telah berdiskusi dengan FIFA dan mengajukan prasyarat soal partisipasi Timnas Israel.
Prasyarat tersebut, lanjutnya, merupakan pertimbangan terkait amanat konstitusi yang menyebutkan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
Namun, Muhadjir menegaskan sikap tersebut bukanlah serta merta Indonesia menolak kehadiran Israel dengan alasan taat konstitusi.
Ia menjelaskan pengajuan prasyarat tersebut untuk tidak menganggap keikutsertaan Timnas Israel tak melanggar konstitusi Indonesia.
"Bukan berarti kita menolak kehadiran dia dan untuk itu kita sudah mengajukan beberapa kondisi kepada FIFA. Dia boleh asal gini, gini, gini, gitu lho," ujar Muhadjir.
Baca juga: Pengamat Klaim FIFA Tunjuk Peru Gantikan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
Hanya saja, ia mengungkapkan lobi dengan pengajuan prasyarat itu tidak disambut positif FIFA.
Namun, Muhadjir enggan membeberkan prasyarat apa saja yang diajukan ke FIFA.
Hal itu lantaran menurutnya percuma usai adanya penundaan drawing atau pembagian grup Piala Dunia U-20.
"Ya tentu saja kita menyayangkan kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang kita ajukan ke FIFA kelihatannya tidak mendapatkan kesempatan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Warta Kota/Joanita Ary)