TRIBUNNEWS.COM - Pihak kepolisian mengungkapkan motif bunuh diri yang dilakukan oleh Briptu RF hingga menghilangkan nyawanya sendiri.
Dirkrimum Polda Gorontalo, Kombes Nur Santiko menyebutkan bahwa ada indikasi terkait dengan masalah asmara yang terpendam.
"Saat ini, indikasi bahwa ini terkait dengan motif asmara yang terpendam," ucapnya, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Senin (27/3/2023).
Kesimpulan tersebut, kata Nur Santiko berdasarkan pada keterangan dari para saksi yang mengatakan bahwa belakangan ini Briptu RF seperti mengirimkan sinyal-sinyal yang berbau tentang kematian.
"Ini berdasarkan adanya keterangan saksi bahwa pada beberapa waktu terakhir memang korban ini mengirim hal-hal yang berbau tentang kematian," ujarnya.
Sebelumnya, Nur Santiko juga mengatakan bahwa pihaknya sempat menemui kendala karena tidak banyak informasi yang bisa digali dari Briptu RF karena termasuk orang yang tertutup.
"Beberapa hal kami sempat mengalami kebingungan karena darimana kami harus melangkah, pribadi yang bersangkutan termasuk cukup tertutup, tidak banyak informasi yang dapat digali," kata Nur Santiko.
Baca juga: Keluarga Tak Ingin Berspekulasi terkait Kematian Briptu RF, Senjata Glock & Motif Dugaan Bunuh Diri
Namun, Nur Santiko mengungkapkan sedikit demi sedikit kasus mulai terlihat berkat informasi dari para saksi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kematian dan keterangan soal asmara yang terpendam serta kekecewaan.
"Namun, kemudian sedikit demi sedikit mulai terkuak, adanya informasi bahwa belakangan ini ada kiriman-kiriman yang berbau kematian dan sebagainya."
"Kemudian adanya keluhan bahwa ada hal-hal perasaan cinta yang terpendam dan kekecewaan," tutur Nur Santiko.
Jenazah Briptu RF Batal Diautopsi
Pihak keluarga menolak untuk melakukan autopsi terhadap jenazah Briptu RF.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kombes Pol Wahyu Tri Cahyono. Dikutip dari Tribungorontalo.com.
Sebelum dilakukan otopsi pada jenazah, Wahyu mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan kesempatan ke pihak keluarga Briptu RF untuk melihat kondisi jenazah.
“Setelah melihat kondisi dari pada jenazah masih utuh seperti saat ditemukan meninggal di TKP, pihak keluarga menyatakan keberatan untuk dilakukan autopsi,” ungkap Wahyu, Minggu (26/3/2023).
Pihak kepolisian meyakinkan kembali atas penolakan yang dilakukan oleh keluarga Briptu RF itu.
Kemudian pihak keluarga diminta berkoordinasi untuk membuat surat pernyataan penolakan autopsi.
“Atas keberatan dari pihak keluarga, maka penyidik sesuai dengan SOP membuatkan surat pernyataan keberatan dari keluarga korban atas penolakan dilakukan autopsi,” imbuhnya.
Namun, demi kepentingan penyidikan dan penyelidikan, Tim Dokter Forensik tetap melakukan autopsi pada bagian luar jenazah.
“Maka tetap dilakukan pemeriksaan bagian luar mayat, yang dilakukan oleh Tim Dokter Forensik Polri serta Polda Gorontalo dan disaksikan langsung keluarga,” tandasnya.
Jenazah Briptu RF Diterbangkan ke Semarang
Dikutip dari Tribungorontalo.com, pagi ini, jenazah Briptu RF diterbangkan ke kampung halamannya di Semarang, Jawa Tengah menggunakan maskapai penerbangan Batik Air, Senin (27/3/2023) pukul 08.40 Wita.
Pesawat dijadwalkan akan terbang menuju Jakarta kemudian melanjutkan perjalanan ke Semarang.
Sebelumnya, jajaran Polda Gorontalo sempat melaksanakan upacara pelepasan jenazah di RS Bhayangkata Polda Gorontalo.
Untuk diketahui, rumah orangtua Briptu RF berlokasi di Ngadirgo, Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Selain itu, anggota keluarga dari Briptu RF juga ikut diberangkatkan dan didampingi langsung Kapolda Gorontalo beserta para pejabat utama Polda Gorontalo.
Baca juga: Profil Irjen Helmy Santika Kapolda Gorontalo, Ajudannya Briptu RF Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri
Sebagai informasi, Briptu RF merupakan asisten pribadi Kapolda Gorontalo yang ditemukan tewas di dalam mobil dinas pada Sabtu (25/3/2023) sore.
Dari hasil olah TKP, ditemukan fakta-fakta yang mengarah ke dugaan bunuh diri.
Menurut Wahyu, Briptu RF ditemukan seorang diri di dalam mobil dinas tersebut.
Briptu RF diketahui berada di tempat duduk pengemudi dan dalam kondisi bersandar ke belakang.
Polisi juga menemukan lima butir amunisi di dashboard bawah mobil.
Sementara senjata ditemukan di sebelah kiri badan korban di tempat handle rem, dengan selongsong ditemukan di dalam senjata.
Kemudian posisi tangan kanan korban berada di sebelah kanan badan dengan posisi seperti menarik pelatuk.
Tangan kiri korban memegang handle rem tangan.
Selain itu, ditemukan juga cairan berupa minuman di dalam kantong kresek warna putih.
Tidak terdapat tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
"Diduga korban melakukan aksi bunuh diri dengan cara menembak menggunakan tangan kanan,” ungkap Wahyu.
(Tribunnews.com/Rifqah) (Tribungorontalo.com/Ahmad Rajiv Agung Panto)