Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) mengungkap alasan tidak menyuarakan penolakan saat delegasi Parlemen Israel hadir ke Sidang Majelis Ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) di BICC, Nusa Dua, Bali pada tahun 2022 lalu.
Sikap tersebut dinilai sejumlah pihak tidak konsisten karena PDIP yang kini terdepan menolak timnas Israel dalam ajang piala dunia U-20 di Indonesia. Penolakan ini disinyalir membuat FIFA membatalkan tanah air menjadi tuan rumah.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan bahwa hal tersebut tidak bisa menjadi patokan. Sebab, saat itu negara Timur Tengah menjalin dukungan kepada Israel.
"Saat itu suasananya akan juga bagaimana di Timur Tengah ada Abraham Colin yang kemudian beberapa negara di Timur Tengah menjalin dukungan diplomatik dengan Israel. Seperti Arab Saudi, Maroko, UEA, Bahrain. Itu mereka sedang membangun suasana seperti itu," ujar Hasto dalam konferensi pers di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (30/3/2023).
Seusai November 2022, kata Hasto, situasi diplomatik juga turut telah berubah dengan secara signifikan.
Baca juga: Piala Dunia U20 Batal Digelar di Indonesia, MUI Ungkit Usulan Agar Timnas Israel Main di Singapura
Kemudian, Indonesia kembali mengambil sikap penolakan terhadap Israel.
"Tetapi berbeda setelah November 2022 terjadi perubahan politik yang sangat signifikan itu membangunkan kesadaran kita terhadap sejarah," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua umum PSSI, Erick Thohir menyatakan sudah berjuang semaksimal mungkin saat bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu (29/3/2023) untuk memperjuangkan agar penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tetap berjalan di tanah air.
Namun, posisi Indonesia yang menjadi salah satu anggotanya, menurut Erick harus tunduk pada kewenangan dan keputusan yang diberikan FIFA yang membatalkan ajang sepakbola nomor dua bergengsi itu di Indonesia.
"Saya sudah berjuang maksimal. Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi, dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan event yang kita sama-sama nantikan itu," ujar Erick Thohir dari Doha, Qatar.
Baca juga: Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia, Plt Menpora: Kita Harus Segera Lupakan Segala Kesedihan
Ia menambahkan, keputusan yang merupakan kewenangan FIFA sebagai lembaga tertinggi sepak bola dunia dengan 211 anggota dari berbagai belahan dunia, tidak bisa ditolak lagi.
"Indonesia adalah salah satu anggota FIFA, sehingga untuk urusan sepakbola internasional, kita harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan,” kata Erick.
“Meskipun saya tadi sudah menyampaikan segala hal kepada Gianni, apa yang dititipkan Presiden, pecinta sepakbola, anak-anak timnas U-20, dan juga suporter setia sepakbola, tapi karena kita anggotanya dan FIFA menilai situasi saat ini tidak bisa dilanjutkan penyelenggaraannya, maka kita harus tunduk," lanjut Erick.
Meski demikian, dengan ketegaran yang masih dimilikinya, Erick berusaha mengambil hikmah dari prahara berat bagi sepakbola nasional ini.
“Kita harus tegar. Saya minta semua pecinta sepakbola tetap berkepala tegak atas keputusan berat FIFA ini. Sebab saya berpendirian, karena itu, ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA untuk bekerja lebih keras untuk melakukan transformasi sepakbola, menuju sepak bola bersih dan berprestasi," pungkasnya.