TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) berkomitmen mewujudkan layanan haji yang ramah lansia tahun 1444 H/2023 M.
Hal itu sudah menjadi tema besar haji tahun ini.
Untuk itu segala persiapan dilakukan.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Slamet,
saat memberi arahan dalam Bimbingan Teknis PPIH 1444 H/2023 M, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (10/4).
Hal - hal yang kecil sampai besar pun diperhatikan. Detail - detail pelayanan terus dimatangkan sampai sekarang.
Slamet, fasilitator bimtek bidang layanan haji lansia mengatakan, ada sejumlah layanan yang memang dipersiapkan untuk jamaah haji lansia.
“Secara spesifik, misalnya kita prioritaskan layanan lansia ini mulai dari Embarkasi. jamaah lansia tidak perlu antri, dan sebagainya,” kata Slamet, Senin (10/4/2023).
Setelah itu, kata dia, naik bandara akan ada seat khusus bagi lansia. Stiker atau simbol khusus untuk lansia akan dipasang di sejumlah titik.
“Intinya, kami ingin semua pihak bisa mengutamakan dan memprioritaskan lansia. Simbol itulah yang mengarahkan untuk memberi layanan kepada lansia,” urainya.
Dia menyampaikan, nantinya juga akan disiapkan lift khusus bagi lansia.
Selain itu, layanan kesehatan, transportasi lansia dan masih banyak lagi pelayanan lainnya.
“Sebenarnya, haji ramah lansia itu sudah berlangsung lama. Petugas selama ini juga memprioritaskan lansia, tapi tahun ini memulai ramah lansia yang berkonsep,” jelasnya.
Oleh karenanya, lanjut dia, segala persiapan untuk mematangkan konsep sekaligus mewujudkan tema yang diusung tahun ini sedang dilakukan.
”Kalau perlu, penerapan ini bisa sampai Kabupaten dan Kota. Ke depan, lansia tidak perlu lagi ikut ceremony atau rangkaian haji yang melelahkan,” harapannya.
Menurut dia, lansia cukup menunggu di tempat tertentu. Prinsipnya, memberikan kemudahan layanan bagi jamaah haji lansia itu menjadi prioritas bersama.
“Memang tidak mudah, karena banyak tantangannya, baik itu di dalam atau luar negeri. Fasilitas umum masih minim untuk lansia dan disabilitas,” sambungnya.
Akan tetapi, kata dia, tantangan itu yang justru harus diselesaikan. Karena ke depan, angka jamaah lansia akan terus bertambah setiap tahunnya.
“Insyallah, petugas yang bertugas tahun ini siap pro aktif memberikan pelayanan kepada lansia dan itu sudah kami sosialisasikan dalam bimtek ini,” tutupnya.
Disinggung soal persiapannya, kata Slamet, saat ini Kemenag sedang menyiapkan secara internal. Petugasnya sedang disiapkan untuk bisa bertugas dengan baik.
“Bimtek ini membangun kesadaran petugas terhadap sesama jamaah lansia, karena itu menjadi program pemerintah dalam musim haji ini,” tambahnya.
Di sisi lain, kata Slamet, pihaknya juga terus mengedukasi para lansia di berbagai kesempatan. Salah satunya, saat manasik haji.
“Disana diberikan edukasi bahwa ternyata ada kemudahan atau keringanan bagi jamaah lansia untuk tidak memaksakan diri saat menunaikan ibadah haji,” tuturnya.
Artinya, ada aturan yang memberikan banyak alternatif bagi jamaah haji lansia. Dan kemudahan inilah yang harus disampaikan ke para jamaah lansia.
“Kami juga sudah menyiapkan buku panduan untuk petugas dan jamaah bagaimana mengeloa kesehatan dan lain - lain sebagainya,” terangnya.
“PPIH tahun ini ada struktur khusus pengendali teknis, yakni Kabid dan Kasi. Akan ada 10 petugas di setiap sektor untuk mengoptimalkan layanan lansia,” tutupnya.(*)