"Muhammadiyah dengan kriteria wujudul hilal yaitu 21 April 2023. Pemerintah dan beberapa ormas Islam, seperti NU dan Persis (Persatuan Islam), dengan kriteria imkan rukyat (visibilitas hilal) yaitu 22 April 2023," kata Thomas Djamaluddin dikutip dari Tribun-Timur.com.
Hal serupa juga pernah dituliskan Thomas Djamaluddin dalam blog pribadinya, seperti dikutip Tribunnews.com pada Rabu (8/2/2023).
Thomas Djamaluddin menulis, pada saat maghrib tanggal 20 April 2023 di Indonesia, posisi bulan belum memenuhi kriteria baru MABIMS.
Namun, sudah memenuhi kriteria wujudul hilal.
"Jadi ada potensi perbedaan: Versi [3-6,4/MABIMS] 1 Syawal 1444 pada 22 April 2023, tetapi versi [WH/wujudul hilal] 1 Syawal 1444 pada 21 April 2023," tulisnya.
Hal serupa juga disampaikan peneliti BRIN lainnya, Andi Pangerang.
Ia mengatakan 1 syawal 1444 H diperkirakan jatuh pada Sabtu, 22 April 2023.
"Untuk perkiraan Idul Fitri atau 1 Syawal 1444 Hijriah diperkirakan akan jatuh pada hari Sabtu Pon, 22 April 2023," kata Andi dikutip dari Bangka Pos.
Andi membeberkan bahwa sudut ketinggian bulan yang diukur di atas ufuk masih kurang 3 derajat.
Atau lebih tepatnya ketinggian hilal di Indonesia itu bervariasi antara 1,3-2,5 derajat di atas ufuk.
Selain itu, ada juga elongasinya masih diantara 2,25-3,75 derajat sehingga belum memenuhi kriteria MABIMS.
"Sehingga hilal pada 20 April pada petang besok itu agak sulit diamati bahkan menggunakan alat bantu seperti teleskop," tambah Andi.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (TribunJakarta/Muji Lestari) (BangkaPos)