TRIBUNNEWS.COM - Inilah peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rabu, 19 April 2023, besok.
Mengutip bmkg.go.id, cuaca ekstrem akan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia besok.
Berdasarkan laporan terbaru dari BMKG, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 26 wilayah.
Terdapat 4 wilayah yang berpotensi terjadi hujan disertai kilat dan angin kencang.
Sedangkan di 22 wilayah lainnya akan terjadi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Gelombang Tinggi 19 April 2023: Samudera Hindia Barat Bengkulu Capai 4 Meter
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan kilat/petir dan angin kencang:
- Kep. Bangka Belitung
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- Sulawesi Selatan
Baca juga: Cuaca Besok - BMKG: 22 Wilayah Diperkirakan Hujan Deras, Rabu 19 April 2023
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Timur
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Gelombang Tinggi Selasa, 18 April 2023: Perairan Selatan Jawa Capai 6 Meter
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Tenggara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Cuaca Hari Ini - BMKG: Sebagian Wilayah Berikut Hujan Lebat hingga Angin pada Selasa, 18 April 2023
Sirkulasi Siklonik terpantau di Samudera Hindia Barat Sumatera Utara, Laut Arafuru sebelah selatan Papua, dan Selat Karimata.
Kondisi inilah yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Samudera Hindia Barat Sumatera Utara, di Teluk Carpentaria, dari Maluku bagian Tenggara hingga Papua Bagian Selatan, dan di Papua bagian tengah dan selatan serta Kalimantan Selatan hingga Selat Karimata.
Daerah konvergensi lain tampak memanjang dari Pesisir Barat Sumatera Barat hingga Pesisir Barat Aceh, dari Laut Jawa Bagian Barat hingga Pesisir Utara Jawa Tengah, dari Kalimantan Utara hingga Selat Makassar, dari Sulawesi Tengah hingga Sulawei Tenggara, dari Laut Seram hingga Papua Barat, dari Samudera Hindia Selatan NTT hingga Laut Flores.
Terdapat juga daerah pertemuan angin (konfluensi) di Laut Jawa, Samudra Hindia selatan Jawa-selatan NTT, dan Laut Banda.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik, dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)