TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pengawas DPP Relawan Siaga, Sandiaga Uno mengatakan bahwa selain bencana alam, saat ini tantangan yang patut diwaspadai adalah menghadapi bencana perpecahan.
Sandiaga menyebut, perpecahan yang terjadi tidak hanya dalam ruang media sosial, tetapi juga dalam kehidupan nyata, yakni dengan seringnya terjadi tawuran.
Hal itu disampaikan Sandiaga Uno saat dialog dan ikrar Kemanusiaan di Kantor DPP Relawan Siaga, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
“Kita harus menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan,” kata Sandiaga, Selasa (18/4/2023).
Hadir dalam kesempatan itu dua tokoh nasional lainnya pun ikut hadir. Seperti Prof. Dr. Mutia Farida Hatta, Letjen TNI (Purn) Agus Sutomo.
Giat tersebut dihadiri juga para pengurus DPP Relawan Siaga, para tokoh pemuda dari berbagai organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) tingkat nasional, dan anggota Relawan Siaga dari wilayah se-Jabodetabek.
Giat Dialog dan Ikrar Kemanusiaan tersebut dilatarbelakangi oleh terjadinya fenomena kemasyarakatan yang menjurus kepada perpecahan antaranak bangsa yang sekaligus mendegradasi nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan Indonesia.
Yaitu satu kelompok melabelkan nama-nama binatang kepada kelompok lainnya yang berbeda pandangan.
Ketua Umum DPP Relawan Siaga, Letjen TNI (Purn) Agus Sutomo menyampaikan bahwa untuk membangun sebuah bangsa itu, harus ada persatuan hati, saling-menghormati, dan menjauhkan dari sifat egoistis.
Baca juga: Tingkatkan Kinerja Relawan Siaga Melalui Penggalangan Anggota dan Pembentukan Pengurus hingga Daerah
“Budaya kita adalah budaya gotong royong, santun, dan saling menunjang,” kata Agus Sutomo.
Fenomena tersebut secara dominan terjadi di ruang-ruang publik digital, tetapi kondisi dan situasi itu menjadi ancaman bagi persatuan bangsa ini apabila tetap dibiarkan.
Sementara, pada giat Dialog dan Ikrar Kemanusiaan itu juga, semua yang hadir membacakan dan menandatangani Ikrar Kemanusiaan yang berbunyi:
“Demi Persatuan Indonesia, kami Pemuda Indonesia berikrar: Dalam situasi dan kondisi apapun, akan menjunjung tinggi harkat dan martabat semua anak bangsa, sebagai manusia mulia yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa, untuk tidak saling merendahkan, melecehkan, mengolok-ngolok, dan menghinakan dengan tidak memanggil sesama anak bangsa menggunakan nama atau sebutan yang tidak beradab dan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.”