News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2023

Pekan ke-3 Ramadan, Mayoritas Durasi Perjalanan Pekerja di 5 Pusat Bisnis Jakarta 30-120 Menit

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja kantoran berjalan menuju tempat kerjanya di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2014). Berikut analisis soal durasi perjalanan pekerja di 5 pusat bisnis Jakarta.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan dan instansi pemerintahan di wilayah Jabodetabek mulai menerapkan kebijakan Work From Office (WFO) setelah tiga tahun setelah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pertama kali diterapkan dan beberapa bulan setelah pemerintah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir Desember 2022.

Namun, pada bulan Ramadan ini, beberapa perusahaan dan instansi pemerintahan melakukan penyesuaian dan atau pengurangan jam kerja.

Lantas apakah kebijakan ini mempengaruhi mobilitas pekerja kantoran?

Untuk itu, tim Pacmann bekerja sama dengan Nurvirta Monarizqa (Data Scientist di Microsoft) melakukan analisis waktu perjalanan pulang-pergi kerja antara daerah perkantoran dengan kecamatan-kecamatan di wilayah Jabodetabek.

Data waktu perjalanan dikumpulkan dengan mengambil waktu tempuh secara real time dari tiap titik pusat kecamatan di Jabodetabek ke 5 proxy tempat kerja (Thamrin, SCBD, Kuningan, Blok M, dan TB Simatupang), setiap 15 menit dari pukul 07.00-10.00 dan sebaliknya dari proxy tempat kerja ke centroid kecamatan dari pukul 16:00-20:00, menggunakan HERE Maps API.

Baca juga: THR belum dibayar, sejumlah pekerja rayakan Idulfitri seadanya, Kemenaker dinilai lambat dan tidak tegas menindak

Tim Pacmann memilih pekan ke-3 bulan Ramadan selama hari kerja dan jam berangkat/pulang dinyatakan dalam waktu Indonesia Barat (WIB) agar data yang dianalisis bersifat representatif.

Erisha Aryanti, Tim Sekolah Data sekaligus Data Analyst di Pacmann mengatakan, hasil analisis menunjukkan secara rata-rata mayoritas durasi perjalanan, baik pulang maupun pergi berkisar antara 30-120 menit dengan tendensi (median) 75 menit.

Namun, terdapat beberapa daerah yang durasi pulang perginya di atas 2 jam, di antaranya kecamatan Nanggung, Sukajaya, Pamijahan dan Tanjungsari, yang masuk ke dalam daerah administrasi Kabupaten Bogor.

Durasi perjalanan pada beberapa variasi jam berangkat maupun jam pulang memiliki deviasi yang kecil.

"Secara umum, durasi perjalanan di seluruh kecamatan cenderung sama baik ketika berangkat pada pukul 7.00 atau 10.00, dan tidak banyak perbedaan namun, durasi perjalanan pulang paling tinggi terjadi jika pulang pada pukul 17.00 yakni rata-rata jam pulang kantor yang dipercepat agar bisa berbuka di rumah," kata Erisha.

Selain itu, ada pola berbeda untuk tiap kecamatan.

Baca juga: Kepala BP2MI Soroti Kasus 14 Pekerja Migran Indonesia yang Tidak Digaji Selama 13 Tahun

Berikut analisis soal durasi perjalanan pekerja di Jakarta. (Tribunnews.com/Istimewa)

Ada yang berangkat lebih pagi akan lebih cepat (beating the rush hour) namun ada pula yang lebih siang justru lebih cepat. Pun berbeda untuk tiap proxy kantor.

“Dalam melakukan analisis tren ini, tentunya dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan pengaturan jam kerja karyawannya. Dengan mengetahui durasi perjalanan yang optimal untuk setiap titik kantor proxy, perusahaan dapat mengatur jam kerja karyawannya agar lebih efisien, misalnya dengan memberikan pilihan waktu berangkat yang fleksibel untuk menghindari kerumunan atau waktu-waktu padat,” ujar Erisha.

Untuk analisis clustering jam pulang pada tiap proxy kantor, kami melihat bahwa setiap daerah memiliki pola durasi perjalanan yang berbeda-beda.

Untuk proxy kantor Thamrin, pola durasi perjalanan yang terlihat paling menarik dan seragam, dengan durasi perjalanan tertinggi terjadi ketika pulang pada pukul 17.00 WIB (jam pulang kantor yang umum di bulan puasa).

Cluster 1 proxy kantor Thamrin menunjukkan durasi perjalanan yang lebih lama jika pulang pada pukul 17.00 dan 18.00, sedangkan Cluster 2 menunjukkan lebih baik pulang setelah pukul 18.00 WIB.

Sementara itu, Cluster 3 menunjukkan bahwa pulang pada pukul 19.00 WIB paling baik dengan durasi perjalanan paling kecil.

Pada proxy kantor SCBD, Cluster 1 menunjukkan lebih baik pulang setelah pukul 17.00, sedangkan Cluster 2 menunjukkan lebih baik pulang setelah pukul 17.00 WIB (tepat waktu) atau 18.00 WIB (buka puasa dulu, setelahnya baru pulang), dan Cluster 3 menunjukkan lebih baik pulang setelah pukul 17.30 WIB.

Di proxy kantor Kuningan, Cluster 3 (kuning) menunjukkan daerah kabupaten Bogor selatan dengan durasi perjalanan yang lebih sepi ketika pulang setelah jam 18.00 WIB.

Namun, penurunan durasi perjalanan tidak setajam Cluster 1.

Cluster 1 menunjukkan lebih baik pulang setelah 17.30 WIB, sedangkan Cluster 2 menunjukkan lebih baik pulang setelah pukul 17.00 WIB atau setelah 18.00 WIB, dan Cluster 3 menunjukkan lebih baik pulang setelah 16.30 WIB.

Untuk proxy kantor Blok M, untuk Cluster 2-4, dengan penurunan durasi perjalanan yang cukup tajam setelah pukul 17.00 WIB, disarankan untuk pulang setelah pukul 17.30 (kondisi durasi perjalanan sudah tidak pada kondisi “peak” lagi seperti di kisaran pukul 17.00).

Pada proxy kantor TB Simatupang, Cluster 1 menunjukkan bahwa jam pulang tidak terlalu banyak mempengaruhi durasi perjalanan pulang, ditunjukkan dari gradien yang tidak terlalu menurun tajam setelah pukul 17.00. Cluster 2 menunjukkan bahwa pulang setelah pukul 17.30 lebih baik.

Baca juga: Pekerja di Bidang Properti Diajak Kembangkan Bangunan Hijau sebagai Wujud Tanggungjawab Lingkungan

Berikut analisis soal durasi perjalanan pekerja di wilayah Jakarta. (Tribunnews.com/Istimewa)

Menariknya, ada beberapa daerah di Jabodetabek yang memiliki pola konsisten pulang lebih akhir lebih baik seperti Cilandak dan Ciputat, Serpong (BSD) dan Gunung Sindur, Cibubur, Sentul, Cileungsi, dan sekitarnya, Kabupaten Bekasi bagian utara (dekat perbatasan Rengasdengklok).

Kemudian sebagian kota Depok: Cimanggis, Cinere dan Cilodong, sebagian kota Tangerang: Ciledug, Cipondoh, dan Karawaci Sebagian Kabupaten Tangerang.

Juga ada beberapa daerah dengan pola konsisten berangkat lebih siang (terutama setelah pukul 7.30 pagi) lebih baik, yakni kabupaten Bekasi bagian utara (dekat perbatasan Karawang), Karawaci, Serpong (BSD), Cibubur, Sentul, Cileungsi dan Cikarang Barat.

“Secara umum, dari hasil analisis ini, kami menemukan bahwa ternyata ketika rush hour (7-10 pagi dan 4 sore - 8 malam), tipikal waktu tempuh dari titik tengah kecamatan ke proxy kerja adalah 25 persen lebih lama daripada tidak ada traffic, dan 50% lebih lama ketika sedang macet-macetnya”, kata Nurvirta Monarizqa, Data Scientist di Microsoft.

Sehingga apabila dari rumah ke tempat kerja tanpa traffic butuh waktu 40 menit, siap-siap waktu tempuh rush hour nya menjadi 50 menit, dan waktu tempuh ketika macet-macetnya menjadi 60 menit.

Namun, penambahan waktu tempuh ini berbeda untuk tiap kecamatan dan proxy kantor.

Jika bekerja di Blok M atau TB Simatupang misalnya, waktu yang harus ditambahkan ke perjalanan ketika rush hour atau macet akan relatif lebih sedikit dibandingkan rekan yang kerja di SCBD atau Kuningan.

Jika tinggal di kecamatan Nanggung, atau Sukajaya, Bogor, misalnya, pertambahan ketika rush hour dan macet hanya kurang dari 20% saja karena waktu tempuhnya sendiri tanpa macet sudah cukup lama.

Namun, apabila tinggal di Pesanggrahan Jakarta Selatan, Pondok Aren Tangerang Selatan, Taman Sari Jakarta Barat, Kebon Jeruk Jakarta Barat, Jatinegara Jakarta Timur, atau Kebayoran Lama Jakarta Selatan, maka siap-siap untuk menambah lebih dari 60% waktu tempuh saat rush hour dan lebih dari 100% waktu tempuh di kala macet.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini