"Dulu memang pernah dia mendatangi warga door to door mau ngadain hajatan. Tapi ya gak ada yang mau mengakui, bahkan sudah banyak juga dinasehati oleh warga sejak saat itu," kata Gustam tentangga pelaku saat ditemui disekitar rumah Pelaku di Desa Sukajaya Way Khilau Pesawaran, Selasa.
Gustam mengatakan, asal muasal Mustofa meminta pengakuan sebagai nabi lantaran pernah bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW.
"Sejak saat itu memang dia selalu minta diakui bahwa dia itu nabi yang melanjutkan perjuangan Nabi Muhamad SAW," kata dia.
Namun Gustam mengatakan, kehidupan sehari-hari Mustopa seperti warga pada umumnya.
"Kalo kehidupannya itu normal, dia petani pernah juga jual minyak eceran. Dia punya kebun coklat," kata Gustam.
Oleh sebab itu, Gustam mengaku kaget ketika mendengar Mustopa melakukan penembakan di Kantor MUI Jakarta.
"Mangkanya saya juga bener-bener kaget. Orang dia itu biasa sering becanda sering kumpul juga. Cuma memang satu itu dia tetap pingin diakui sebagai nabi," pungkasnya.
Baca juga: Polres Pesawaran Pastikan Penembak Kantor MUI Tidak Pernah Dirawat di Rumah Sakit Jiwa
Diketahui, Mustopa melakukan penembakan di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023) sekitar pukul 11.00 WIB.
Mustofa sudah dua kali datang ke Kantor Pusat MUI, dan kali ini adalah yang ketiga kalinya.
"Kepala kantor menceritakan bahwa orang yang bersangkutan itu sudah dua kali datang ke MUI, ini kali yang ketiga," kata Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa.
"Dia mendakwahkan dirinya sebagai nabi, dia berasal dari lampung dan dia ingin ketemu dengan ketua MUI," imbuhnya.
Pada saat kejadian tersebut, Anwar Abbas sedang berada di lantai empat Kantor MUI.
Anwar Abbas beserta Pimpinan MUI lainnya sedang melaksanakan rapat rutin pimpinan.
"Kami sedang rapat di lantai 4 rapat rutin pimpinan," ujarnya.