TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengungkapkan bahwa dari survei terbaru LSI pada 16-29 Mei 2022 terkait sikap publik atas kekerasan ekstrem, toleransi dan kehidupan beragama di Indonesia.
Dikatakan Djayadi bahwa ada perkembangan positif tingkat toleransi di Indonesia dari hasil survei terbaru LSI tersebut.
"Survei 2022 setahun yang lalu dirilis itu, menunjukkan adanya perkembangan yang positif di dalam tingkat toleransi masyarakat Indonesia," kata Djayadi ditemui di Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Djayadi mengungkapkan secara umum tingkat toleransi di kalangan masyarakat menguat sejak tiga tahun terakhir.
"Baik toleransi antar agama, antar kelompok etnis maupun toleransi antara kelompok lainnya. Itu yang penting," tegasnya.
Kemudian dikatakan Djayadi yang menarik dari hasil survei terbaru LSI ada beberapa faktor yang berhubungan dengan tingkat intoleransi di masyarakat.
"Faktor-faktor yang bisa meningkatkan toleransi masyarakat itu yang menonjol adalah faktor tingkat kesalehan. Jadi dalam riset ini kita menemukan makin saleh seseorang itu ada kecenderungan untuk semakin toleran," ungkapnya.
Ia melanjutkan baik dengan kelompok lain, kelompok agama lain, atau semakin tidak mendukung aksi-aksi kekerasan.
"Lalu yang lain yang berhubungan adalah pesan-pesan toleransi kalau masyarakat terpapar dengan itu, antar kelompok antar agama antar etnis maka kecenderungan untuk mendukung aksi kekerasan makin menurun," jelasnya.
Baca juga: Pengamat Politik Unsrat: Anies Susah Gaet Suara Indonesia Timur jika Citra Intoleran Masih Melekat
Kemudian sebaliknya dikatakan Djayadi semakin sering masyarakat terpapar dengan pesan intoleran, membenci kelompok lain, hate speech, ujaran kebencian.
"Itu berpengaruh pada tingkat dukungannya pada aksi kekerasan atau kelompok yang mendukung aksi kekerasan," tutupnya.