Jokowi juga mengakui bahwa akomodasi penginapan di Labuan Bajo belum cukup untuk menampung semua orang, baik tamu, maupun panitia yang hadir dalam perhelatan KTT ASEAN ke-42.
Meski demikian, yang terpenting baginya adalah seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya Labuan Bajo terlibat langsung menyukseskan event internasional itu dan bisa merasakan dampak ekonomi selama KTT berlangsung.
"Saya kira semuanya terlibat baik dalam penyambutan, baik dalam penyiapan kuliner, baik dalam penyiapan homestaynya, hotelnya, semuanya terlibat, hanya kamarnya tidak cukup, kapal juga kita siapin," ucap Jokowi kepada awak media di Bandara Komodo Labuan Bajo dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
"Tetapi ini adalah momentum yang sangat baik mengadakan KTT Asean di Labuan Bajo untuk memarketingin Labuan Bajo supaya semua dunia tahu Indonesia ada yang namanya Labuan Bajo di NTT," tambahnya.
Baca juga: Di KTT ASEAN Indonesia dan Negara Asia Tenggara Bakal Adopsi Kerja Sama Penanggulangan TPPO
Wartawan kemudian menanyakan kepada Jokowi apa pertimbangan sehingga salah satu kepala negara peserta memilih menginap di Bali. Kepala Negara pun kembali memberikan jawaban yang sama. "Memang kamarnya tidak cukup," ucap Jokowi.
Jokowi menolak jika kedatangannya pada dua hari sebelum KTT ASEAN itu disebut untuk berkantor di Labuan Bajo.
"Tempat pelaksanaan KTT di sini kok (bukan berkantor). Konsentrasi di ASEAN Summit-nya. Semua kementerian dan lembaga konsentrasi di ASEAN Summit ini," kata Jokowi menutup sesi wawancara.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Flores/Gordy Donovan)