TRIBUNNEWS.COM - Inilah peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada besok Kamis, 11 Mei 2023.
Dikutip dari bmkg.go.id, cuaca ekstrem terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Menurut laporan dari BMKG, cuaca ekstrem terjadi d 28 wilayah di Indonesia.
Terpantau ada 19 wilayah berpotensi terjadi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang.
Sementara di 9 wilayah lainnya akan mengalami hujan, kilat dan angin kencang.
Baca juga: Cuaca Hari Ini - BMKG: 18 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Rabu 10 Mei 2023
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Riau
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- DKI Jakarta
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
Baca juga: BMKG: Potensi Gelombang Setinggi 4 Meter di Perairan Selatan Jawa pada 10 Mei 2023
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Sumatera Barat
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Yogyakarta
- Jawa Timur
Baca juga: Cuaca Besok - BMKG: Waspada 21 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat pada Rabu, 10 Mei 2023
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Jawa Barat Kamis, 11 Mei 2023: Cianjur Cerah, Indramayu Hujan Petir
Pemicu Cuaca Ekstrem
BKMG juga melaporkan, bibit siklon tropis 91S terpantau berada di Samudera Hindia sebelah barat Bengkulu dengan kecepatan angin maksimum 15 knot, tekanan udara minimum 1007.7 mb.
Bibit siklon ini bergerak perlahan ke arah Timur - Tenggara dengan potensi menjadi siklon dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori Rendah.
Sistem ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera Barat, Jambi hingga Bengkulu.
Bibit siklon tropis 91B terpantau berada di Samudera Hindia sebelah barat laut Aceh dengan kecepatan angin maksimum 20-25 knot, tekanan udara minimum 1003.7 mb.
Bibit siklon ini bergerak perlahan ke arah Barat Laut dengan potensi menjadi siklon dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori Sedang.
Sistem ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Samudera Hindia Barat Aceh hingga Laut Andaman.
Sistem mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar sistem bibit siklon tersebut.
Sirkulasi siklonik terpantau berada di Selat Makassar, dan di Samudera Pasifik Timur Filipina yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Selat Makassar hingga Kalimantan Selatan, dari Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara hingga Samudera Pasifik Timur Filipina.
Daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lain terpantau memanjang dari Pesisir Barat Sumatera Utara hingga Aceh, dari Jawa Timur hingga Jawa Tengah, dari Kep. Riau hingga Laut Cina Selatan, di Papua, serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Samudera HIndia Barat Sumatera Utara hingga Aceh, Laut Cina Selatan, Samudra Pasifik Timur Filipina.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)