Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menempatkan elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di posisi teratas jika Anies Baswedan tak mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta.
Dalam survei Indikator terkait pertanyaan semi terbuka daftar 26 nama tanpa mengikutsertakan Anies sebagai cagub DKI, Ahok mendapatkan keterpilihan 20,8 persen.
Menyusul di bawahnya ada Ridwan Kamil dengan 16,4 persen, dan Sandiaga Uno 14,8 persen.
Kemudian ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 9 persen, Ahmad Sahroni 7,2 persen, dan Gibran Rakabuming Raka 6 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan ketika nama Anies tak diikutsertakan dalam survei semi terbuka ini, ternyata tak ada satupun nama secara spesifik yang mengambil basis suara Anies.
Suara Anies cenderung menyebar ke beberapa nama.
Baca juga: Respons Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Sikapi Isu Gibran Bakal Maju Pilkada DKI: Harus Bangun Legacy
"Pertanyaannya suara Anies lari kemana, ternyata tidak ada satu pun nama yang mengambil basis Anies. Basis Anies cenderung menyebar ke beberapa nama, tidak mengerucut ke satu nama," kata Burhanuddin memaparkan hasil surveinya, secara daring, Kamis (11/5/2023).
Nama Anies cenderung menyebar ke Ridwan Kamil maupun Sandiaga Uno. Hal ini terlihat dari perolehan suara Ahok dengan Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno yang mulai memiliki jarak menipis.
"Itu makanya selisih antara Ahok dengan Ridwan Kamil mulai menipis, termasuk Sandiaga Uno juga mendapatkan banyak dukungan ketika nama Anies di takeout," terangnya.
Sebagai informasi survei Indikator dilakukan pada rentang 24 Februari-3 Maret 2023.
Survei ini memiliki sampel basis 820 orang yang kemudian dilakukan oversampel di Dapil DKI I dan DKI II menjadi masing-masing 800 responden, sehingga total sampel yang dianalisis sebanyak 2.060 responden.
Baca juga: Cyrus Network: Bupati Tangerang Zaki Iskandar Miliki Potensi Maju di Pilkada DKI Jakarta
Seluruhnya merupakan warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum yakni mereka yang berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Penarikan sampel survei menggunakan metode multistage random sampling.
Dalam survei ini memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara.
Dilakukan pula quality control terhadap hasil wawancara secara random sebesar 20 persen dari total sampel, dengan kembali mendatangi responden terpilih.