TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musyawarah Rakyat (Musra) yang digelar gabungan relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghasilkan sejumlah nama kandidat calon presiden dan calon wakil presiden.
Meskipun Dewan Pengarah Musra Andi Gani mengungkap gelaran Musra menghasilkan tiga capres yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Airlangga Hartarto, serta empat nama cawapres yakni Mahfud MD, Moeldoko, Arsjad Rasjid, dan Sandiaga, namun Presiden Jokowi tak menyebut nama siapapun saat hadiri Puncak Musra di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023) kemarin.
Alih-alih menyebut salah satu nama, Jokowi hanya melempar banyak kode-kode keras politik.
Lewat orasi selama satu jam lebih dengan secarik kertas kecil, Jokowi mengungkap soal kebutuhan kriteria pemimpin Indonesia di masa depan.
“Masalahnya lebih condong ke siapa kode pemimpin yang dibutuhkan itu melihat dari hasil nama-nama rekomendasi Musra?” tanya Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro kepada wartawan, Selasa (16/5/2023).
Agung pun mencatat, Jokowi berulangkali menyinggung soal kriteria utama capres yang diinginkan diantaranya merakyat, berani, paham geopolitik, menguasai strategi ekonomi, berani antikorupsi dan komitmen terhadap demokrasi.
Namun Agung mengatakan dari semua kriteria yang disebutkan Jokowi, hampir seluruh nama hasil Musra yang diserahkan mengarah pada masing-masing nama.
“Merakyat Ganjar, berani dan paham geopolitik dunia Prabowo, paham tantangan ekonomi dan strateginya Airlangga mungkin dengan Sandiaga, dan berani antikorupsi serta demokrasi, Mahfud MD,” kata dia.
Agung menduga alasan Jokowi tak menyebutkan nama karena yang bersangkutan sedang mempertegas perannya sebagai king maker dalam dinamika koalisi capres-cawapres yang didukung. Pasalnya dinamika pembentukan koalisi masih berjalan hingga jelang penutupan pendaftaran ke KPU.
Melihat peta politik dan kode dari Jokowi, Agung menilai praktis nama Prabowo sama kuatnya dengan Ganjar sebagai capres yang akan didukung Jokowi. Sehingga ia mengira Jokowi kini punya dua nama capres di Pilpres 2024.
“Dengan tidak menyebut nama, ini memastikan Presiden Jokowi memiliki dua keranjang telur dalam Pilpres 2024 nanti,” ungkap Agung.
Sedangkan soal sosok cawapres, Agung memandang ada beragam pertimbangan, utamanya soal elektabilitas, akseptabilitas, kapasitas hingga isi tas soal pembiayaan pilpres.
Baca juga: Nama Prabowo dan Airlangga Disebut di Musra, Politisi Golkar Singgung Kombinasi Patriot-Teknokrat
Menurutnya poin elektabilitas dan kapasitas dimiliki oleh Mahfud MD dan Sandiaga Uno. Tapi soal akseptabilitas partai, Sandiaga belakangan hijrah dari Gerindra. Sedangkan Mahfud dianggap kerap berseberangan dengan agenda politik partai.
Namun kata dia, Mahfud MD jadi sosok yang punya daya tawar kuat. Selain punya pengalaman mumpuni di pemerintahan, Mahfud juga dikenal punya integritas. Sosok Mahfud juga dinilai sesuai dengan kriteria Jokowi yang menyinggung komitmen pemberantasan korupsi.
“Berbicara berani antikorupsi dan komitmen terhadap demokrasi sebagaimana ditegaskan Jokowi dalam Musra kemarin, Mahfud adalah orang yang tepat,” pungkas Agung.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani juga sempat menyampaikan bahwa, nama Mahfud MD merupakan satu dari dua nama yang masuk dalam radar kuat partainya sebagai cawapres.
"Saya kira kalau sepanjang terkait dengan nama cawapres hasil Musra, baik Pak Mahfud dan Pak Sandiaga, itu nama yang radarnya kuat di PPP," kata Arsul Sani.