TRIBUNNEWS.COM - Simak peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) besok, Minggu 21 Mei 2023.
Dikutip dari bmkg.go.id, peringatan dini cuaca ekstrem terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Berdasarkan laporan terbaru dari BMKG, cuaca ekstrem terjadi di 24 wilayah di Indonesia.
Menurut informasi tersebut, 19 wilayah terjadi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang.
Sedangkan di wilayah Kalimantan Barat terpantau akan mengalami potensi hujan, kilat dan angin kencang.
Selain itu, juga terdapat 4 wilayah lainnya yang mengalami cuaca ekstrem angin kencang.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia pada 20-21 Mei 2023
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan kilat/petir dan angin kencang
- Kalimantan Barat
Wilayah yang berpotensi terjadi angin kencang, Minggu, 21 Mei 2023:
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Sulawesi Barat
- Papua Barat
Baca juga: Prakiraan Cuaca Besok, 20 Mei 2023 di Indonesia, BMKG: Bandung Hujan Ringan Malam Hari
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang
- Aceh
- Sumatera Utara
- Riau
- Kep. Riau
- Jambi
- Sumatera Selatan
Baca juga: Cuaca Besok - BMKG: 13 Wilayah Berpotensi Hujan, Sabtu 20 Mei 2023
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Maluku
- Papua
Baca juga: Info Cuaca Hari Ini, 20 Mei 2023 di Indonesia, BMKG: Surabaya Cerah Berawan Seharian
Sirkulasi Siklonik terpantau di Papua bagian tengah.
Kondisi inilah yang membentuk daerah pertemuan disertai perlambatan kecepatan angin (konvergensi).
Konvergensi memanjang dari Laut Arafuru hingga Maluku bagian tenggara.
Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Aceh hingga Sumatera Utara, dari dari Riau hingga Kep. Riau, dari Jambi hingga Kep. Riau, di Samudra Hindia barat Bengkulu, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara, di Sulawesi Tengah.
Terpantau juga daerah pertemuan angin (konfluensi) di Laut Cina Selatan di Laut Arafuru dan dari Samudra Pasifik utara Papua.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)