News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dugaan Korupsi di BAKTI Kominfo

Aktivis 98: Menteri Terjerat Korupsi Jadi Kado Pahit Peringatan 25 Tahun Reformasi

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah anggota Solidaritas Aktivis 98 menggelar refleksi 25 tahun reformasi di Kedai Tempo, Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (20/5/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Solidaritas Aktivis 98 menyebut terjeratnya Menkominfo non-aktif, Johny G Plate dalam kasus korupsi merupakan sebuah aib untuk reformasi.

Kasus tersebut menjadi kado pahit atas peringatan 25 tahun reformasi di Indonesia.

"Seorang pejabat setingkat menteri ditangkap atas dugaan korupsi senilai 8 Trilyun Rupiah. Peristiwa ini seperti kado pahit saat bangsa kita sedang memperingati dua puluh lima tahun reformasi," kata Juru Bicara Solidaritas Aktivis 98, Dana Ardianta kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (20/5/2023).

Dana mengatakan jika kasus korupsi di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan hingga kini.

"Akan tetapi, ada satu persoalan yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama. PR besar itu adalah pemberantasan korupsi," ucapnya.

"Banyak upaya sudah kita coba dan lakukan. Membuat dan memperbaiki regulasi, mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi. Tapi ternyata itu belum cukup. Korupsi masih menjadi wajah keseharian. Gaya hidup pejabat semakin tidak sesuai dengan profil pendapatannya," sambungnya.

Untuk itu, Dana mengatakan pihaknya meminta agar kasus yang kini menjadi concern bersama.

"Reformasi ibarat sapu yang membersihkan kotoran. Namun upaya pembersihan itu belum tuntas. Reformasi belum selesai. Masih banyak tugas yang harus dipanggul angkatan muda untuk menuntaskannya. Kita tak bisa berpangku tangan pada angkatan tua yang telah lapuk," jelasnya.

Dalam hal ini, Forum refleksi ini dihadiri juga oleh dua tokoh mahasiswa pada zamannya, Afnan Malay dan John Tobing. 

“Bung Afnan adalah pencipta “Sumpah Mahasiswa” yang legendaris itu, sementara Bung John Tobing adalah pencipta lagu “Darah Juang” yang menjadi penyuntik energi bagi teman-teman demonstran di tahun 1998,” kata Juru Bicara lainnya, Fendry.

Afnan Malay adalah alumnus Fakultas Hukum UGM. Ia baru-baru ini menjalani residensi sebagai penulis di Cile. Ia akan membacakan beberapa karya puisinya bertemakan korupsi.

Baca juga: Respons AHY Sikapi Penetapan Tersangka Johnny G Plate: Tolong Dibuka Secara Utuh

Sementara, John Tobing yang juga alumnus Fakultas Filsafat UGM akan menyanyikan lagu terbarunya tentang RUU Perampasan Aset.

Selain itu, eks tahanan politik orde baru, Suroso juga akan membawakan beberapa puisi. Roso, alumnus ISTN Jakarta saat ini bekerja sebagai karyawan profesional dan aktif dalam berbagai aktivitas kebudayaan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini